♻ Pertanyaan❓
Assalamualaikum Wa Rohmatullahi Wa Barokatuh,
Saya ingin bertanya, Ada sebuah ungkapan bahwa “Iman itu kadang naik dan kadang turun”. Pertanyaan saya : Apa yg menyebabkan hal itu dan bagaimana cara agar iman kita naik terus tanpa turun??
Syukron wa jazakallah khairon
♻ Jawaban📮
⏺Di antara dalil iman itu bertambah :
وَيَزْدَادَ الَّذِينَ آمَنُوا إِيمَانًا
“Dan supaya orang yang beriman bertambah imannya.” (QS. Al-Mudatsir: 31)
فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا فَزَادَتْهُمْ إِيمَانًا
“Adapun orang-orang yang beriman, maka surat ini menambah imannya.” (QS. At-Taubah: 124)
فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا
“Karena itu takutlah kepada mereka”, maka perkataan itu menambah keimanan mereka.” (QS. Ali Imran: 173)
⏺Dalil yang menunjukkan bahwa iman itu berkurang sebagaimana dalam hadits
Dari Hanzholah Al-Usayyidiy -beliau adalah di antara juru tulis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam-, ia berkata, “Abu Bakr pernah menemuiku, lalu ia berkata padaku, “Bagaimana keadaanmu wahai Hanzhalah?” Aku menjawab, “Hanzhalah kini telah jadi munafik.” Abu Bakr berkata, “Subhanallah, apa yang engkau katakan?”
Aku menjawab, “Kami jika berada di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kami teringat neraka dan surga sampai-sampai kami seperti melihatnya di hadapan kami. Namun ketika kami keluar dari majelis Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kami bergaul dengan istri dan anak-anak kami, sibuk dengan berbagai urusan, kami pun jadi banyak lupa.” Abu Bakr pun menjawab, “Kami pun begitu.”
Kemudian aku dan Abu Bakr pergi menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu aku berkata, “Wahai Rasulullah, jika kami berada di sisimu, kami akan selalu teringat pada neraka dan surga sampai-sampai seolah-olah surga dan neraka itu benar-benar nyata di depan kami. Namun jika kami meninggalkan majelismu, maka kami tersibukkan dengan istri, anak dan pekerjaan kami, sehingga kami pun banyak lupa.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu bersabda,
“Demi Rabb yang jiwaku berada di tangan-Nya. Seandainya kalian mau kontinu dalam beramal sebagaimana keadaan kalian ketika berada di sisiku dan kalian terus mengingat-ingatnya, maka niscaya para malaikat akan menjabat tangan kalian di tempat tidur dan di jalan kalian. Namun Hanzhalah, lakukanlah sesaat demi sesaat.” Beliau mengulanginya sampai tiga kali. (HR. Muslim, no. 2750).
⏺ Perkataan Sahabat, Tabi’in dan Ulama Salaf
a. Sahabat Abu ad-Dardâ` Uwaimir al-Anshâri Radhiyallahu anhu berkata:
الإِيْمَانُ يَزْدَادُ وَ يَنْقُصُ
Iman itu bertambah dan berkurang.[6]
b. Dari kalangan Tâbi’in, di antaranya:
Abu al-Hajjâj Mujâhid bin Jabr al-Makki (wafat tahun 104 H) menyatakan:
الإِيْمِانُ قَوْل وَ عَمَلٌ يَزِيْدُ وَ يَنْقُصُ
Iman itu adalah perkataan dan perbuatan, bertambah dan berkurang.
c. Kalangan tabi’ut Tâbi’in, di antaranya:
`Abdurrahmân bin ‘Amru al-‘Auzâ’i (wafat tahun 157 H) menyatakan:
الإِيْمِانُ قَوْل وَ عَمَلٌ يَزِيْدُ وَ يَنْقُصُ فَمَنْ زَعَمَ أَنَّ الإِيْمِانَ لاَ يَزِيْدُ وَ لاَ يَنْقُصُ فَاحْذَرُوْه فَإِنَّهُ مُبْتَدِعٌ
Iman adalah perkataan dan perbuatan, bertambah dan berkurang. Siapa yang menyakini iman itu tidak bertambah dan tidak berkurang, maka berhati-hatilah terhadapnya karena ia adalah seorang ahli bid’ah.
Maka iman bertambah dengan ketataatan dan berkurang karena kemaksiatan. jika iman kita ingin jaya agar terus bertambah maka teruslah bersama kebaikan dan orang-orang yang berbuat kebaikan. Wallahua’alam
🔰 Dijawab Oleh
Ust. Ardian Kamal, Da’i Kantor Dakwah Kota Riyadh, Arab Saudi.