Khutbah Jumat
Kebakaran Amerika
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ وَفَّقَنَا لِلْأَعْمَالِ الْجَارِيَة, وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ والبَرَكَاتُ عَلَى خَيْرِ البَرِيَّة، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالذُّرِّيَّة
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَ رْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ
Ma’asyiral muslimin jama’ah jumat yang dimuliakan Allah Ta’ala
Mari terus meningkatkan ketaqwaan kepada Allah ‘Azza wa Jalla dengan mengerjakan ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan serta memperbanyak shalawat dan salam kepada Rasulullah ﷺ.
Pada kesempatan khutbah kali ini, izinkan kami selaku khatib untuk membawakan pembahasan tentang kebakaran yang terjadi di amerika, pembahasan yang viral saat ini.
Kaum muslimin jama’ah jumat yang berbahagia
Yang terjadi di amerika, terkait kebakaran hebat, ala kullihal, kita semua mendengar berita tersebut. Bagaimana pandangan syar’i tentang hal ini? Singkat saja, ada tiga hal yang ingin kami sampaikan terkait hal itu.
Poin pertama:
Secara umum, bagi kita musibah itu kita katakan,
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
“Semua milik Allah dan semuanya akan kembali kepada-Nya” [Qs. Al-Baqarah: 156]
Ini adalah kalimat istirja’ yang kita sebutkan dalam setiap musibah, termasuk jika musibah itu terjadi pada orang-orang di luar agama kita.
Makna dari “Inna lillah wa inna ilaihi roji’un” adalah penetapan kita bahwa semua milik Allah Ta’ala dan semua akan kembali kepada-Nya. Apa yang ada di muka bumi ini semua adalah milik Allah, dan semuanya akan dikembalikan kepada-Nya.
Tidak ada yang kekal, apa pun yang kita miliki, itu akan kembali kepada Allah. Jangan sampai kita menyangka itu akan terus bersama kita.
Secara umum, musibah ini berupa gedung-gedung yang terbakar, aset-aset yang hancur berantakan, yang mungkin musnah, bahkan ada yang mengatakan menelan korban dan kerugian ratusan triliun.
Memang demikianlah dunia ini, cepat atau lambat, semuanya akan kembali kepada Allah. Ketika kita melihat musibah seperti ini, kita semakin yakin dengan apa yang kita baca dalam Al-Qur’an dan hadis-hadis Nabi Muhammad Rasulullah ﷺ bahwa cepat atau lambat semuanya akan kembali kepada Allah.
Lalu, bagaimana dengan korban jiwa? Kemungkinan ada korban jiwa, meskipun menurut informasi, belum terlalu banyak, namun kerugian dalam bentuk aset, gedung, dan sebagainya sangatlah banyak.
Bagaimana jika yang mendapatkan musibah ini adalah sebagian kaum muslimin? Kita katakan bahwa musibah seperti kebakaran, banjir, kematian, dan musibah duniawi lainnya bisa menimpa siapa saja, baik mukmin maupun kafir, fasik maupun mutii’ (taat).
Musibah itu datang dengan dua kemungkinan: pertama, bisa menjadi azab, dan kedua, menjadi ujian untuk mengangkat derajat sebagian hamba-hamba Allah.
Jika dikatakan bahwa ini adalah azab, maka itu bisa terjadi karena kebanyakan yang terkena adalah kaum kafir.
Namun, di sana juga ada sebagian orang Islam. Kita katakan bahwa musibah itu bisa menimpa siapa saja, dan kadang orang yang tidak zalim pun turut terkena. Seperti yang Allah sebutkan,
وَٱتَّقُوا۟ فِتۡنَةࣰ لَّا تُصِیبَنَّ ٱلَّذِینَ ظَلَمُوا۟ مِنكُمۡ خَاۤصَّةࣰۖ وَٱعۡلَمُوۤا۟ أَنَّ ٱللَّهَ شَدِیدُ ٱلۡعِقَابِ
“Dan takutlah kalian terhadap fitnah yang tidak hanya menimpa orang-orang zalim di antara kalian, dan ketahuilah bahwa siksa Allah itu sangat keras” [Qs Al-Anfal: 25]
Musibah datang kepada siapa saja, baik orang yang zalim maupun yang tidak zalim, namun yang membedakan adalah bagaimana sikap kita ketika menerima musibah.
Misalnya, dalam hal kematian, semua orang akan mati, baik orang kafir, orang mukmin, orang taat, maupun orang fasik. Namun, cara kita menyikapi kematian itu yang akan berbeda di sisi Allah.
Jika kita bersabar, itu akan menambah derajat kita di sisi Allah, tetapi jika kita meratap dan kesal kepada keputusan Allah, maka itu justru menjadi musibah di atas musibah.
Seseorang akan dibangkitkan di hadapan Allah sesuai dengan niat-niat mereka. Jadi, meskipun musibah menimpa banyak orang, Allah akan menghisab mereka berdasarkan niat mereka masing-masing.
Rasulullah ﷺ bersabda,
يُخْسَفُ بِأَوَّلِهِمْ وَآخِرِهِمْ، ثُمَّ يُبْعَثُونَ عَلَى نِيَّاتِهِمْ
“Mereka semuanya akan dibenamkan dari yang pertama sampai yang terakhir, kemudian nantinya mereka akan dibangkitkan sesuai dengan niat mereka.” (Muttafaqun ‘Alaih, HR. Bukhari no. 2118 dan Muslim no. 2884, dengan lafazh Bukhari).
Kaum muslimin jama’ah jumat yang dimuliakan Allah Ta’ala
Poin Kedua:
Kejadian ini menjadi pelajaran berharga serta insyaallah dapat membungkam mulut para penyuruh kekufuran dan musuh-musuh Islam, terutama para pemimpin zalim yang memusuhi agama mulia ini.
Apa yang sering kita dengar dari tokoh-tokoh seperti presiden amerika, contohnya Trump, yang pernah menyatakan niatnya untuk menjadikan Palestina sebagai neraka, menghancurkannya, bahkan memusnahkan wilayah tersebut, ternyata justru berbalik arah. Begitulah sifat para pemimpin zalim sepanjang sejarah.
Bukankah Namrud pernah berkata, “Aku menghidupkan dan mematikan”? Apa maksudnya? Padahal, jelas ia hanyalah makhluk yang tidak memiliki kuasa untuk menghidupkan. Yang ia maksudkan dengan “menghidupkan” adalah ketika ia tidak membunuh seseorang, sementara “mematikan” berarti membunuh. Dia menyangka dirinya mampu melakukan segalanya.
Hal yang serupa juga dilakukan oleh Fir’aun, yang pernah menyatakan, “Aku adalah Tuhanmu yang paling tinggi,” dan mengklaim bahwa tidak ada Tuhan selain dirinya. Pernyataan-pernyataan seperti ini selalu muncul dari pemimpin zalim yang menunjukkan permusuhan mereka terhadap umat Islam.
Allah Ta’ala menyebutkan bahwa apa yang mereka ucapkan hanyalah sebagian kecil dari kebencian yang ada dalam hati mereka. Permusuhan dan kebencian mereka terhadap Islam jauh lebih besar dari apa yang mereka katakan secara terbuka.
وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ ۚ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْآيَاتِ ۖ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ
“Mereka mengharapkan kehancuranmu. Sungguh, telah nyata kebencian dari muluṭ mereka, dan apa yang tersembunyi di hati mereka lebih jahat. Sungguh, telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu mengerti.” [Qs. Ali ‘Imran: 118]
Oleh karena itu, segala upaya mereka adalah sia-sia, karena sejatinya mereka tidak memiliki kekuasaan, mereka sangatlah lemah. Kekuasaan sejati hanya milik Allah Ta’ala, dan pada hakikatnya mereka tidak memiliki apa-apa.
Kaum muslimin rahimakumullah
Poin Ketiga:
Musibah ini sedikit banyak bisa mengobati perasaan umat Islam yang selama ini diperlakukan dengan kezaliman.
وَیُخۡزِهِمۡ وَیَنصُرۡكُمۡ عَلَیۡهِمۡ وَیَشۡفِ صُدُورَ قَوۡمࣲ مُّؤۡمِنِینَ
“Dia akan menghinakan mereka dan menolong kalian (dengan kemenangan) atas mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman” [Qs. At-Taubah: 14]
Semua kejadian tersebut adalah bagian dari takdir Allah, dan Allah memiliki tentara-tentara yang tidak terhitung jumlahnya, baik di langit maupun di bumi.
هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ ۗ وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin untuk menambah keimanan atas keimanan mereka (yang telah ada). Dan milik Allah-lah tentara langit dan bumi,dan Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana [Qs. Al-Fath: 4]
وَمَا یَعۡلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَۚ وَمَا هِیَ إِلَّا ذِكۡرَىٰ لِلۡبَشَرِ
“Dan tidak ada yang mengetahui bala tentara Rabbmu kecuali Dia sendiri.” [Qs. Al-Muddatstsir: 31]
Apakah kebakaran ini datang dengan sendirinya? Tidak, itu adalah tentara Allah yang digunakan untuk menegakkan takdir-Nya.
Seperti dalam sejarah, nabi-nabi dahulu ‘alaihimussalam mengalahkan musuh-musuhnya, banyak bukan dengan kekuatan fisik mereka, tetapi dengan tentara Allah yang berupa angin, banjir, gempa, dan lainnya.
Bagaimana seharusnya kita bersikap terhadap hal semacam itu? Apakah kita harus merasa iba atau kasihan kepada mereka? Jika mereka adalah orang-orang yang jelas-jelas memusuhi Islam, maka itulah balasan yang pantas bagi mereka. Bahkan, dalam doa qunut, kita sering memohon, “Ya Allah, binasakanlah musuh-musuh-Mu dan musuh agama-Mu”.
Rasulullah ﷺ pernah mengalami situasi sulit dalam jihad hingga menyebabkan beliau terlambat melaksanakan salat Asar. Beliau kemudian bersabda,
مَلَأَ اللَّهُ قُبُورَهُمْ وَبُيُوتَهُمْ نَارًا، كَمَا شَغَلُونَا عَنِ الصَّلَاةِ الْوُسْطَى، حَتَّى غَابَتِ الشَّمْسُ
“Semoga Allah memenuhi rumah-rumah mereka dan kuburan-kuburan mereka dengan api neraka, karena mereka telah membuat kami terlambat melaksanakan salat Asar, hingga matahari terbenam.” (Muttafaqun ‘Alaih)
Lihatlah, hanya karena terlambat salat Asar akibat gangguan dari musuh, Rasulullah ﷺ sampai mendoakan kebinasaan mereka. Maka bagaimana dengan saudara-saudara kita yang hari ini tidak mampu melaksanakan ibadah dengan baik karena kezaliman para musuh Islam? Hal ini menjadi peringatan dan pelajaran bagi kita.
Tentu saja, doa-doa seperti ini ditujukan kepada mereka yang jelas-jelas memusuhi Islam, yang terang-terangan mendukung pembantaian terhadap umat Islam. Semoga kejadian-kejadian seperti ini menjadi i’tibar pelajaran bagi mereka dan juga bagi kita semua.
Kita yakin bahwa pertolongan Allah subhanahu wa ta’ala tidak akan pernah terlambat. Pertolongan-Nya pasti akan datang pada waktu yang paling tepat. Allah tidak pernah lalai terhadap kezaliman yang dilakukan oleh orang-orang zalim. Firman Allah,
وَلَا تَحۡسَبَنَّ ٱللَّهَ غَـٰفِلًا عَمَّا یَعۡمَلُ ٱلظَّـٰلِمُونَۚ
“Dan jangan sekali-kali kamu mengira bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang zalim.” [Qs. Ibrahim: 42]
Terkadang kita merasa bahwa balasan itu belum tiba, tetapi di sisi Allah, semua akan terjadi di waktu yang paling tepat. Maka dari itu, kita harus menjadikan setiap peristiwa ini sebagai pelajaran. Wallahu a’lam. (Dirangkum dan disadur dari ceramah Ust Dr. Muhammad Yusran Anshar Lc MA Hafizhahullah)
Jamaah Jumat yang berbahagia
Demikian khutbah pertama, inilah beberapa hal tentang kebakaran yang menimpa amerika, meskipun masih banyak sebenarnya, tapi karena waktu yang membatasi kita.
Semoga Allah Ta’ala mengumpulkan kita semua bersama Nabi kita Muhammad ﷺ di surga firdaus kelak, jangan lupa doakan kebaikan untuk pemimpin kita, dan kemenangan bagi saudara-saudari kita di Palestina, semoga Allah mewafatkan kita semua dalam keadaan husnul khatimah, aamiin.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ للهِ عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيقِهِ وَامْتِنَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَلَّا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ تَعْظِيمًا لِشَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الدَّاعِي إِلَى رِضْوانِهِ
یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسࣱ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدࣲۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِیرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَـٰۤىِٕكَتَهُۥ یُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِیِّ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَیۡهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسۡلِیمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى، والتُّقَى، والعَفَافَ، والغِنَى
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
سُبۡحَـٰنَ رَبِّكَ رَبِّ ٱلۡعِزَّةِ عَمَّا یَصِفُونَ وَسَلَـٰمٌ عَلَى ٱلۡمُرۡسَلِینَ وَٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِینَ
Penulis: Tim Ilmiyah Yayasan Amal Jariyah Indonesia