Khutbah Jumat
Meditasi Seorang Muslim
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ وَفَّقَنَا لِلْأَعْمَالِ الْجَارِيَة, وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ والبَرَكَاتُ عَلَى خَيْرِ البَرِيَّة، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالذُّرِّيَّة
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَ رْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ
Ma’asyiral muslimin jama’ah jumat yang dimuliakan Allah Ta’ala
Mari terus meningkatkan ketaqwaan kepada Allah ‘Azza wa Jalla dengan mengerjakan ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan serta memperbanyak shalawat dan salam kepada Rasulullah ﷺ
Pada kesempatan khutbah kali ini, izinkan kami selaku khatib untuk membawakan pembahasan tentang meditasi bagi seorang muslim, bagaimana ketika fokus pada sesuatu akan semakin mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala.
Kaum muslimin jama’ah jumat yang berbahagia
Dalam KBBI disebutkan bahwa meditasi atau bermeditasi artinya memusatkan pikiran dan perasaan untuk mencapai sesuatu, kata lainnya bertafakur
Meditasi adalah praktik yang melibatkan fokus pikiran dan perasaan untuk mencapai keadaan tenang dan rileks. Dalam meditasi, seseorang biasanya mengarahkan perhatian pada pikiran tertentu untuk mencapai kesadaran yang lebih dalam. Tujuan dari meditasi adalah untuk meredakan stres, meningkatkan konsentrasi, mencapai kedamaian batin, mengurangi kecemasan, meningkatkan kualitas tidur, memperbaiki fokus, dan bahkan memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Meditasi dalam Islam sering kali disebut sebagai tafakkur, tadabbur, merenungi, menghayati, muraqabah merasa pengawasan dan kedekatan Allah Ta’ala. Berbeda dengan meditasi dalam beberapa tradisi dan agama lain yang fokus pada pengosongan pikiran, meditasi seorang muslim berpusat pada refleksi dan mengingat Allah Ta’ala.
Kaum muslimin jama’ah jumat rahimakumullah
Beberapa cara meditasi dalam Islam, di antaranya:
Pertama: Shalat dengan khusyuk dan tumakninah, tenang tidak terburu-buru, menghayati setiap ucapan dan gerakan shalat. Shalat adalah amalan terbaik bagi seorang hamba untuk fokus lebih mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala, apalagi saat sujud kepadaNya, Allah Ta’ala berfirman,
وَٱسۡجُدۡۤ وَٱقۡتَرِبْ
“Dan sujudlah serta dekatkanlah (dirimu kepada Allah).” (Qs. Al-‘Alaq: 19)
Rasulullah ﷺ bersabda,
أَقْرَبُ مَا يَكُونُ العَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ
“Keadaan seorang hamba paling dekat dengan Rabbnya adalah ketika ia sedang bersujud, maka perbanyaklah berdoa saat itu.” (HR. Muslim, no. 482)
Kedua: Zikir di luar shalat. Tentunya saat shalat ada banyak zikir dan doa yang kita panjatkan, namun setelah shalat atau di luar shalat, jangan hentikan zikir dalam keadaan berdiri, duduk, maupun baring, waktu lapang dan sempit, baik zikir berupa doa atau pun dalam bentuk mengagungkan Allah Ta’ala, seperti istighfar, tasbih, tahmid, takbir, dan seterusnya dari zikir yang shahih. Allah Ta’ala berfirman,
فَإِذَا قَضَیۡتُمُ ٱلصَّلَوٰةَ فَٱذۡكُرُوا۟ ٱللَّهَ قِیَـٰمࣰا وَقُعُودࣰا وَعَلَىٰ جُنُوبِكُمۡۚ
“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalatmu, ingatlah Allah di waktu berdiri, duduk, dan berbaring…” (Qs. An-Nisa’: 103)
Rasulullah ﷺ bersabda,
مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لاَ يَذْكُرُهُ مَثَلُ الحَيِّ وَالمَيِّتِ
“Perumpamaan orang yang berdzikir (mengingat) Rabbnya dan yang tidak bagaikan orang yang hidup dan orang yang mati.” (HR. Bukhari, no. 6407 dan Muslim, no. 779)
Ketiga: Membaca, Mentadaburi, dan Mengamalkan Al-Qur’an. Sudah barang tentu Al-Qur’an diturunkan oleh Allah Ta’ala bukan sekedar pajangan atau buku bacaan yang kadang dibaca, namun sangat jelas tiap hari harus berinteraksi bersama Al-Quran, sebagai pedoman kehidupan, obat penawar, rahmat, berkah bagi kita semua, Allah Ta’ala berfirman,
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur`ān (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman.” (Qs. Al-Isra’: 82)
Rasulullah ﷺ bersabda,
تِلْكَ السَّكِينَةُ تَنَزَّلَتْ لِلقُرْآنِ
“Itu adalah ketenangan yang turun karena Al-Qur’an.” (Muttafaqun ‘alaih, HR. Bukhari, no. 5011 dan Muslim, no. 795)
Keempat: Kontemplasi kebesaran ciptaan Allah atau kata lain bertafakkur terhadap keagungan tanda-tanda kekuasaan Allah Ta’ala pada alam semesta, dengannya kita akan semakin yakin keesaan Allah Ta’ala pada rububiyahNya bahwa Dialah satu-satuNya menciptakan, mengatur, menguasai, dan seterusnya, sehingga hanya Allah Ta’ala semata yang berhak disembah tidak mempersekutukanNya dengan suatu apapun, Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal,
(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Rabb kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka. (Qs. Ali ‘Imran: 190-191)
Kelima: Muraqabatullah kesadaran akan pengawasan Allah Ta’ala dan memperbanyak mengingat kematian, dengannya seseorang akan terus waspada khawatir dan mengharap kepada Allah Ta’ala dari setiap ucapan dan perbuatannya, bahwa semua itu akan ada balasan dan akibat menunggunya, dan selalu bersiap menuju kematian yang datangnya tidak menunggu kesiapan kita, namun bisa saja tiba-tiba beberapa menit ke depan atau sebelum kita selesai dari jumatan hari ini. Allah Ta’ala berfirman,
وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
“Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hadid: 4)
وَلَن یُؤَخِّرَ ٱللَّهُ نَفۡسًا إِذَا جَاۤءَ أَجَلُهَاۚ وَٱللَّهُ خَبِیرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ
“Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al Munafiqun: 11).
Rasulullah ﷺ bersabda,
أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ
“Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan”, yaitu kematian”. (HR. Tirmidzi).
Jama’ah jumat rahimakumullah
Demikian khutbah pertama, inilah beberapa tentang meditasi seorang muslim, meskipun masih banyak sebenarnya, tapi karena waktu yang membatasi kita. Semoga Allah Ta’ala mengumpulkan kita semua bersama Nabi kita Muhammad ﷺ di surga firdaus kelak, jangan lupa doakan kebaikan untuk saudara-saudari kita di Palestina, semoga Allah mewafatkan kita semua dalam keadaan husnul khatimah, aamiin.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ للهِ عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيقِهِ وَامْتِنَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَلَّا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ تَعْظِيمًا لِشَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الدَّاعِي إِلَى رِضْوانِهِ
یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسࣱ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدࣲۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِیرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَـٰۤىِٕكَتَهُۥ یُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِیِّ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَیۡهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسۡلِیمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى، والتُّقَى، والعَفَافَ، والغِنَى
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
سُبۡحَـٰنَ رَبِّكَ رَبِّ ٱلۡعِزَّةِ عَمَّا یَصِفُونَ وَسَلَـٰمٌ عَلَى ٱلۡمُرۡسَلِینَ وَٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِینَ
Penulis: Tim Ilmiyah Yayasan Amal Jariyah Indonesia
