Khutbah Jumat
Menguatkan Kasih Sayang Menuju Ramadan Mubarak
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ وَفَّقَنَا لِلْأَعْمَالِ الْجَارِيَة, وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ والبَرَكَاتُ عَلَى خَيْرِ البَرِيَّة، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالذُّرِّيَّة
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَ رْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ
Ma’asyiral muslimin jama’ah jumat yang dimuliakan Allah Ta’ala
Mari terus meningkatkan ketaqwaan kepada Allah ‘Azza wa Jalla dengan mengerjakan ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan serta memperbanyak shalawat dan salam kepada Rasulullah ﷺ.
Setengah bulan lagi insyaallah tamu spesial akan datang, tamu yang penuh dengan keberkahan, tamu yang sangat dirindukan, yaitu bulan Ramadhan Mubarak.
Pada kesempatan mulia ini, izinkanlah kami membawakan tema khutbah yang berkaitan dengan hakikat kasih sayang dalam Islam, berhubungan dengan hari ini adalah tanggal yang lagi viral dibicarakan banyak anak muda, dan tidak luput juga sebagian orang tua membicarakannya yaitu hari yang mereka sebut sebagai valentine’s day.
Jama’ah jumat yang dimuliakan Allah Ta’ala
Tanggal 14 Februari setiap tahunnya, beberapa negara terutama negara-negara barat merayakan hari yang mereka namakan dengan hari kasih sayang, atau yang biasa dikenal dengan istilah valentine’s day.
Budaya ini menjalar ke beberapa negara lainnya termasuk negara-negara yang mayoritas kaum musliminnya, dan lebih khusus lagi indonesia.
Sebelum kita membahas maksiat apa saja yang terjadi pada hari itu, baiknya kita mengetahui terlebih dahulu asal usul dan sejarah hingga munculnya hari valentine tersebut.
Dengan belajar asal mula ditetapkannya hari itu, maka kita akan menyadari bahwa hari yang mereka namakan dengan hari kasih sayang tidak sangat cocok, dan tidak sangat pantas dirayakan oleh kaum muslimin.
Asal Usul Valentine (minanews.net)
Valentine’s day dari sisi sejarah maupun visi misi perayaannya merupakan nilai-nilai ajaran Kristen. Ada yang menyebutkan awalnya adalah dari nama Santo Valentine, asalnya pemuda bernama Valentino, yang meninggal tanggal 14 Februari 269 M. Ia mati menjalani hukuman eksekusi Raja Romawi Claudius II 265-270 M.
Santo Valentine dieksekusi karena menentang ketetapan raja, yaitu memimpin gerakan menolak wajib militer, dan memerintahkan mengawinkan pasangan muda-mudi yang justru terlarang.
Dalam versi lainnya, Valentine terkait dengan penyembahan dewa-dewi pada zaman Athena Kuno pada pekan perayaan yang berlangsung tanggal 13 hingga 18 Februari.
Puncak penyembahan berlangsung tanggal 13-14 Februari, dengan acara ritual persembahan untuk Dewi Cinta Juno Februata. Pada puncak acara tersebut dilangsungkan lotre pasangan (Love Lottery), di mana para wanita muda memasukkan nama mereka ke sebuah bejana.
Kemudian para pria mengambil satu nama dalam bejana itu, dan nama yang terpilih akan menjadi kekasihnya selama festival persembahan berlangsung.
Untuk menarik masyarakat masuk ke gereja, maka diadopsilah perayaan penyembahan berhala tersebut oleh Paus Gelasius pada tahun 469 M. ke dalam ajaran Saint Valentine’s Day. Hingga akhirnya diresmikanlah sebagai Hari Valentine sejak 14 Februari 498 M.
Samuel Zweimer dalam Konferensi Gereja di Quds tahun 1935 mengatakan, misi utama Hari Valentine adalah untuk menjadikan generasi muda Muslim semakin jauh dari Islam, menjadi generasi yang hanya mengejar kepuasan hawa nafsu.
Kaum muslimin rahimakumullah
Sangat disayangkan, budaya orang-orang kafir ini juga diperingati oleh sebagian kaum muslimin yang jahil akan agamanya. Sebagian besar muda mudi ikut-ikutan merayakan perayaan maksiat ini, bahkan bukan hanya mereka, anak SD di usia dini masih kecil pun ikutan dalam merayakan maksiat ini.
Di antara bentuk maksiat di hari valentine:
Pertama: Kesyirikan
Ini adalah maksiat paling besar kepada Allah Ta’ala, di mana jelas bahwa perayaan hari valentine setiap tahunnya adalah ajaran agama lain yang perlu untuk kita jauhi.
Jika seseorang ikut-ikutan dalam perayaan ini maka dikhawatirkan terjerumus pada kesyirikan, di mana kita telah sebutkan bahwa salah satu versi sejarahnya adalah untuk ritual penyembahan.
Allah Ta’ala berfirman tentang perkataan Luqman kepada anaknya
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, “Wahai anakku! Janganlah engkau menyekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (Q.S. Luqman, Ayat 13)
Kedua: Tasyabbuh bil kuffar.
Meniru-niru ciri khas orang-orang kafir, dengan merayakannya atau sekedar ucapan selamat akan valentine’s day terhitung sebagai bentuk penyerupaan ciri khas mereka, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Abu Dawud 4031)
Ketiga: Ungkapan kasih sayang pada lawan jenis yang bukan pasangan sah hingga pada perzinahan.
Allah Ta’ala telah melarang semua jalan menuju pada perzinahan, termasuk ucapan kasih sayang pada lawan jenis yang bukan pasangan sah, menyentuh yang bukan mahram, memeluk, mencium, berduaan, hingga sampai kepada perzinahan wal’iyadzubillah, dan ini biasa ditemukan di hari valentine perzinahan yang merajalela. Allah Ta’ala berfirman,
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk. (Q.S. Al-Isra’, Ayat 32)
Keempat: Jual-beli haram
Menjual atau membeli atribut untuk kegiatan valentine diharamkan, seperti: kartu ucapan valentine, hadiah-hadiah valentine, mawar, cokelat, perhiasan, dan lainnya. Jika dijual untuk acara valentine maka haram, meskipun jual beli barang-barang tersebut pada asal hukumnya mubah, namun jika dijual atau dibeli untuk keperluan haram maka statusnyapun haram sebagaimana untuk valentine’s day. Jika dijual belikan maka termasuk maksiat yang menimbulkan dosa.
Kelima: Boros
Tentunya, dalam hari raya valentine, banyak harta yang berhamburan, adanya pesta pora, huru hara, uang dihabiskan untuk maksiat, menyewa hotel hanya untuk perayaan tersebut, pergi ke tempat-tempat yang sangat mahal, dan sifat boros lainnya yang dilakukan demi perayaan maksiat itu. Allah Ta’ala berfirman,
وَلَا تُبَذِّرۡ تَبۡذِيرًا
Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. (Q.S. Al-Isra’, Ayat 26)
إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ ۖ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا
Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya. (Q.S. Al-Isra’, Ayat 27)
Kaum muslimin rahimakumullah
Perlu diketahui bahwa meskipun telah menikah, walaupun dengan pasangan sah, tidak dibolehkan juga mengikuti perayaan ini, karena memang hari raya ini buat di luar islam, dan islam mengajarkan kita semua untuk berkasih sayang setiap harinya, bukan setahun sekali.
Jamaah Jumat yang berbahagia
Demikian khutbah pertama, inilah beberapa hal tentang valentine’s day, meskipun masih banyak sebenarnya, tapi karena waktu yang membatasi kita.
Semoga Allah Ta’ala mengumpulkan kita semua bersama Nabi kita Muhammad ﷺ di surga firdaus kelak, jangan lupa doakan kebaikan untuk pemimpin kita, dan kemenangan bagi saudara-saudari kita di Palestina, semoga Allah mewafatkan kita semua dalam keadaan husnul khatimah, aamiin.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ للهِ عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيقِهِ وَامْتِنَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَلَّا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ تَعْظِيمًا لِشَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الدَّاعِي إِلَى رِضْوانِهِ
یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسࣱ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدࣲۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِیرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ
Jamaah Jumat yang semoga dirahmati Allah Ta’ala
Kasih sayang dalam Islam bukan sekadar ungkapan atau perayaan tahunan, melainkan bagian dari kehidupan sehari-hari yang harus terus diperkuat, terutama menjelang bulan suci Ramadan. Ramadan adalah bulan penuh berkah di mana kasih sayang harus semakin kita tingkatkan baik kepada keluarga, saudara seiman, maupun seluruh umat manusia.
Inilah saatnya kita memperbaiki hubungan, memaafkan kesalahan, membantu sesama, serta menumbuhkan rasa peduli terhadap fakir miskin dan mereka yang membutuhkan. Dengan kasih sayang yang tulus dan keikhlasan dalam beramal, kita akan memasuki Ramadan insyaallah dengan hati yang bersih, penuh kedamaian, dan siap meraih pahala serta ampunan Allah Ta’ala.
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَـٰۤكَتَهُۥ یُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِیِّ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَیۡهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسۡلِیمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ، يَا قَضِيَ الحَاجَات
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِينَا وَأَهْلِنَا، وَلِكُلِّ مَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى، والتُّقَى، والعَفَافَ، والغِنَى
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
سُبۡحَـٰنَ رَبِّكَ رَبِّ ٱلۡعِزَّةِ عَمَّا یَصِفُونَ وَسَلَـٰمٌ عَلَى ٱلۡمُرۡسَلِینَ وَٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِینَ
Penulis: Tim Ilmiyah Yayasan Amal Jariyah Indonesia