Khutbah Jumat
Musibah
Khutbah Pertama
,الْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ وَفَّقَنَا لِلْأَعْمَالِ الْجَارِيَة, وَصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ وَبَارِكْ عَلَى خَيْرِ البَرِيَّة
وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالذُّرِّيَّة, أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأََرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ
Kaum muslimin jama’ah Jumat yang sama berbahagia
Beberapa musibah menimpa negeri baru-baru ini, di antaranya: bencana gempa, bencana banjir, bencana longsor, bencana angin, dan seterusnya.
Apa yang telah kita lakukan selama ini? Apa saja sebab terjadinya semua musibah ini? Dan solusi apa yang perlu untuk kita perbuat dalam menghadapi segala keadaan ini?
Kaum muslimin hafizhakumullah jami’an
Musibah dalam pembagiannya ada dua macam: ada musibah dunia, dan ada musibah agama.
Musibah dunia disebutkan dalam ayat 155 surah al-Baqarah dan ayat lainnya. Allah Ta’ala berfirman,
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar (Q.S. Al-Baqarah 155)
Siapa pun kita, selama masih hidup di dunia ini, tidak akan terlepas dari yang namanya musibah dunia, meskipun dalam jenisnya, kadang setiap orang beda musibahnya dengan yang lain;
- Ada yang musibahnya ketakutan karena hidup di daerah yang tiba-tiba terkena bencana alam, atau adanya musuh yang selalu mengintai dan perlu untuk selalu bersiap-siap menghadapinya, atau sebab ketakutan lainnya.
- Ada yang kelaparan tidak memiliki makanan dan minuman yang cukup, kadang makan sehari, dan kadang tidak. Dan boleh jadi orang kaya, namun suatu saat ditimpa kelaparan karena suatu keadaan yang membuatnya tidak mendapatkan makanan.
- Ada yang kekurangan harta, hidup dalam kemiskinan karena bangkrut, atau pada asalnya susah baginya mendapatkan harta.
- Ada yang kekurangan jiwa, maksudnya dengan meninggalnya, atau keluarganya, atau orang yang dicintainya.
- Ada yang kekurangan buah-buahan, hasilnya yang tidak bisa diharapkan lagi, karena rusak, atau tidak bisa tumbuh.
- Dan musibah-musibah lainnya yang merupakan musibah dunia
Setelah Allah Ta’ala menyebutkan berbagai macam ujian musibah ini, maka Allah Ta’ala perintahkan kepada Nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk memberikan kabar gembira bagi orang-orang yang bersabar dalam menghadapi segala musibah dunia, dan mereka itu disifati oleh Allah Ta’ala dalam ayat selanjutnya,
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). (Q.S. Al-Baqarah, Ayat 156)
Jamaah jumat yang semoga dimuliakan Allah Ta’ala
Di antara sebab musibah datang kepada kita adalah:
- Sebagai ujian dan cobaan, serta mengangkat derajat, dan penggugur dosa. Allah Ta’ala menguji hamba-hambaNya dengan ujian ini agar nampak dari siapa di antara mereka itu yang benar-benar jujur dalam keimanan. Allah Ta’ala berfirman,
الۤمۤ أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَن یُتۡرَ كُوۤا۟ أَن یَقُولُوۤا۟ ءَامَنَّا وَهُمۡ لَا یُفۡتَنُونَ وَلَقَدۡ فَتَنَّا ٱلَّذِینَ مِن قَبۡلِهِمۡۖ فَلَیَعۡلَمَنَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِینَ صَدَقُوا۟ وَلَیَعۡلَمَنَّ ٱلۡكَـٰذِبِینَ
Alif Lam Mim. Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, “Kami telah beriman,” dan mereka tidak diuji? Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta. (Q.S. Al-Ankabut 1 – 3)
- Sebagai teguran, hukuman atau azab atas kezaliman yang kita lakukan terhadap diri kita sehingga melupakan Allah Ta’ala, dan kezaliman kepada orang lain. Secara jelas Allah Ta’ala berfirman,
ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِي ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِي عَمِلُواْ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (Q.S. Ar-Rum, Ayat 41)
Dalam firman lain-Nya,
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu). (Q.S. Asy-Syura, Ayat 30)
Firman Allah Ta’ala selanjutnya,
وَلَوۡ أَنَّ أَهۡلَ ٱلۡقُرَىٰۤ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّقَوۡا۟ لَفَتَحۡنَا عَلَیۡهِم بَرَكَـٰتࣲ مِّنَ ٱلسَّمَاۤءِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَـٰكِن كَذَّبُوا۟ فَأَخَذۡنَـٰهُم بِمَا كَانُوا۟ یَكۡسِبُونَ أَفَأَمِنَ أَهۡلُ ٱلۡقُرَىٰۤ أَن یَأۡتِیَهُم بَأۡسُنَا بَیَـٰتࣰا وَهُمۡ نَاۤىِٕمُونَ أَوَأَمِنَ أَهۡلُ ٱلۡقُرَىٰۤ أَن یَأۡتِیَهُم بَأۡسُنَا ضُحࣰى وَهُمۡ یَلۡعَبُونَ أَفَأَمِنُوا۟ مَكۡرَ ٱللَّهِۚ فَلَا یَأۡمَنُ مَكۡرَ ٱللَّهِ إِلَّا ٱلۡقَوۡمُ ٱلۡخَـٰسِرُونَ
Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan. Maka apakah penduduk negeri itu merasa aman dari siksaan Kami yang datang malam hari ketika mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri itu merasa aman dari siksaan Kami yang datang pada pagi hari ketika mereka sedang bermain? Atau apakah mereka merasa aman dari siksaan Allah (yang tidak terduga-duga)? Tidak ada yang merasa aman dari siksaan Allah selain orang-orang yang rugi. (Q.S. Al-A’raf 96 – 99)
Di antara solusi dari musibah dunia ini adalah
- Bersabar, sebagaimana yang Allah Ta’ala telah berikan kabar gembira bagi orang-orang bersabar pada ayat yang kita sebutkan tadi.
- Selalu beristighfar dan bertaubat kepada Allah Ta’ala. Kita semua para pendosa yang butuh ampunan, rahmat, dan kasih sayang Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا كَانَ ٱللَّهُ مُعَذِّبَهُمۡ وَهُمۡ يَسۡتَغۡفِرُونَ
Dan tidaklah (pula) Allah akan menghukum mereka, sedang mereka (masih) memohon ampunan. (Q.S. Al-Anfal, Ayat 33)
- Melakukan perbaikan, saling beramar makruf nahi mungkar, selalu mengajak pada kebaikan, karena orang-orang shalih pun akan terkena jika mereka tidak mengajak orang lain shalih juga.
Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَىٰ بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ
Dan Tuhanmu tidak akan membinasakan negeri-negeri karena kezaliman (mereka), selama penduduknya ada orang-orang yang melakulan perbaikan. (Q.S. Hud, Ayat 117)
Dalam firman lainnya,
وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zhalim saja di antara kamu. Ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksa-Nya. (Q.S. Al-Anfal, Ayat 25)
Kaum muslimin rahimakumullah jami’an
Pembagian musibah yang kedua adalah musibah agama. Inilah sebesar-besar musibah, lebih dahsyat dari musibah dunia, makanya Nabi shallallahu alaihi wasallam ketika berdoa tentang musibah dunia, beliau meminta agar diringankan, beda dengan tentang musibah agama, beliau meminta agar tidak terjadi pada agamanya.
وَمِنْ الْيَقِينِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مُصِيبَاتِ الدُّنْيَا … وَلَا تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِي دِينِنَا
Dan curahkanlah keyakinan yang meringankan musibah di dunia … Dan janganlah Engkau jadikan musibah kami pada agama kami. (H.R. At-Tirmidzi 3502)
Di antara musibah agama adalah:
- Melakukan kesyirikan dan bid’ah.
- Meninggalkan ibadah, dan lebih memilih melakukan kemaksiatan.
- Menyia-nyiakan waktu yang berharga, apatahlagi di musim-musim ketaaatan.
- Marah kepada Allah Ta’ala dan tidak menerima apa yang Allah Ta’ala telah takdirkan dari musibah dunia.
- Meninggalnya Nabi shallallahu alaihi wasallam dengan terputusnya wahyu, dan begitupun meninggalnya kebanyakan para pewaris Nabi yaitu Ulama. Dalam sebuah hadits disebutkan
إِذَا أَصَابَ أَحَدَكُمْ مُصِيبَةٌ فَلْيَذْكُرْ مُصَابَهُ بِي فَإِنَّهَا مِنْ أَعْظَمِ الْمَصَائِبِ
“Jika suatu musibah menimpa seseorang dari kalian maka bayangkanlah musibah itu menimpaku, maka hal itu adalah musibah yang terbesar” (H.R. Ad-Darimi 86)
Kaum muslimin rahimakumullah
Demikian khutbah pertama ini, semoga Allah Ta’ala memberikan kepada kita semua keyakinan kepada-Nya agar musibah dunia yang menimpa terasa ringan, dan semoga Allah Ta’ala menjaga kita dari musibah agama.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ للهِ، وَأَشْهَدُ أَلَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسࣱ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدࣲۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِیرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ وَغَافِرَ الذُّنُوْبِ وَالْخَطِيْئَاتِ
رَبَّنَا ظَلَمۡنَاۤ أَنفُسَنَا وَإِن لَّمۡ تَغۡفِرۡ لَنَا وَتَرۡحَمۡنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡخَـٰسِرِینَ
رَبَّنَا اَتِنَافىِ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفىِ الاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللهِ
إِنَّ ٱللَّهَ یَأۡمُرُ بِٱلۡعَدۡلِ وَٱلۡإِحۡسَـٰنِ وَإِیتَاۤىِٕ ذِی ٱلۡقُرۡبَىٰ وَیَنۡهَىٰ عَنِ ٱلۡفَحۡشَاۤءِ وَٱلۡمُنكَرِ وَٱلۡبَغۡیِۚ یَعِظُكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُونَ
فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ
وَلَذِكۡرُ ٱللَّهِ أَكۡبَرُۗ وَٱللَّهُ یَعۡلَمُ مَا تَصۡنَعُونَ
Penulis: Tim Ilmiyah Yayasan Amal Jariyah Indonesia