♻ Pertanyaan❓
Assalamualaikum ustad mau nanya,
Kalau ada seorang tetangga dia mencela adik saya dengan kata-kata kasar berupa kata binatang disaat adik saya sedang lewat di depannya dan apa yang harus saya perbuat, apa saya harus diam saja ?? Dan juga apa yang saya harus lakukan pak ustad kepada tetangga tersebut ?? Mohon pencerahannya pak ustad saya stress karena keluarga saya selalu dimusuhi tanpa ada sebab. Terima Kasih
♻ Jawaban📮
Wa’alaikumsalam.
Jawaban Al-Qur’an dengan diam dan berpaling. Bahkan Allah melarang kita melayani orang-orang “bodoh” yang hanya bermodal cacian.
Ayat pertama Allah berfirman,
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ -١٩٩-
“Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh.” (Al-A’raf 199)
Sebelumnya kita telah mengetahui bahwa orang bodoh itu ada dua macam. Orang yang tidak mengerti dan sadar bahwa dirinya tidak tahu. Dan orang yang bodoh tapi merasa paling pintar dan paling benar.
Menghadapi orang yang merasa paling benar tidak bisa lagi dengan argumen. Mungkin mereka tidak bisa membantah argumen kita, tapi mereka mulai memakai senjata cacian untuk memancing agar kita mengikuti pola kotor mereka. Dan jawaban terbaik bagi orang seperti ini adalah diam dan berpaling darinya.
“Tidak menjawab orang yang bodoh itu adalah sebuah jawaban”
Dalam sejarah para nabi, khususnya nabi kita Muhammad Salallahu ‘alahi wassalam. Segala perkataan keji dilontarkan mereka kepada Nabi, tapi tidak ada balasan dari para nabi kecuali kebaikan dan keindahan.
Karena penyeru tidak boleh masuk dalam dunia caci mencaci. Bersabar dan berpaling dari orang yang mencaci kita memang bukan hal yang mudah, karenanya Allah berfirman kepada Rasulullah Salallahu ‘alahi wassalam,
وَاصْبِرْ عَلَى مَا يَقُولُونَ وَاهْجُرْهُمْ هَجْراً جَمِيلاً -١٠-
“Dan bersabarlah (Muhammad) terhadap apa yang mereka katakan dan tinggalkanlah mereka dengan cara yang baik.” (Al-Muzzamil 10)
Allah Subahanahu wata’ala berpesan untuk bersabar menghadapi mereka karena menahan diri untuk tidak membalas ejekan bukanlah hal yang mudah. Setelah itu tinggalkanlah mereka dengan cara yang baik.
Cara ini lebih menyakitkan orang yang mencaci kita dibanding kita membalasnya dengan cacian. Karena tujuan mereka memang untuk memancing kita masuk dalam lubang caci mencaci.
Ayat kedua Allah berfirman,
فَإنْ حَآجُّوكَ فَقُلْ أَسْلَمْتُ وَجْهِيَ لِلّهِ وَمَنِ اتَّبَعَنِ -٢٠-
Kemudian jika mereka membantah engkau (Muhammad) katakanlah, “Aku berserah diri kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku.” (Ali Imran 20)
Ayat diatas menjelaskan ketika Rasulullah Salallahu ‘alahi wassalam berdialog dengan orang-orang Kristen Najran, Rasul mulai menyampaikan dalil-dalilnya yang begitu kuat. Ketika mereka tidak bisa menjawab dalil Nabi, akhirnya mereka mulai membantah dan mencaci beliau. Saat itu pula turun ayat yang memerintahkan Rasulullah untuk pasrah dan tidak melayani mereka. “Aku berserah diri kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku.”
Ayat ketiga Allah berfirman,
وَإِذَا سَمِعُوا اللَّغْوَ أَعْرَضُوا عَنْهُ وَقَالُوا لَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ سَلَامٌ عَلَيْكُمْ لَا نَبْتَغِي الْجَاهِلِينَ -٥٥-
Dan apabila mereka mendengar perkataan yang buruk, mereka berpaling darinya dan berkata, “Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amal kamu, salam bagimu, kami tidak ingin (bergaul) dengan orang-orang bodoh.” (Al-Qashas 55)
Ketahuilah Allah itu yg akan memberikan balasan, Maka jangan kita terpancing, balaslah dengan hadiah atau senyuman semoga mereka dapat hidayah (doakan mereka).
🔰 Dijawab Oleh
Ust. Ardian Kamal, Da’i Kantor Dakwah Kota Riyadh, Arab Saudi.