Tadabbur Quran An Naba 7-9
Surah An Naba adalah surah yang ke-78, terdiri dari 40 ayat, terdapat pada juz ke-30 atau Juz ‘Amma dan termasuk kedalam golongan Surah Makkiyyah karena turun di kota Mekkah.
Surah An Naba berarti Berita Besar serta mempunyai nama lain yaitu: ‘Amma Yatasaa alun.
Ayat 7:
وَالْجِبَالَ أَوْتَادًا
dan gunung-gunung sebagai pasak?,
Ayat 8:
وَخَلَقْنٰكُمْ أَزْوٰجًا
Dan Kami menciptakan kamu berpasang-pasangan,
Ayat 9:
وَجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًا
dan Kami menjadikan tidurmu untuk istirahat,
Adapun tadabbur dari Surah An-Naba ayat 7-9 sebagai berikut:
- Ada begitu banyak nikmat yang Allah ciptakan untuk manusia sebagai fasilitas dan sebagai bukti kasih sayang Allah kepada manusia
- Kadang manusia melupakan bahwa seluruh ciptaan Allah yang ada di sekitar kita adalah tanda kekuasaan-Nya
- Penggunaan wauw athof menunjukkan kesetaraan kedudukan antara sebelum dan sesudah waw. Hal yang lain bahwa Allah menciptakan kita berpasang-pasangan
- Gunung diciptakan oleh Allah untuk menjaga stabilitas bumi agar tidak terjadi kerusakan alam. Dan pasangan diciptakan oleh Allah untuk menjaga stabilitas kehidupan agar tidak terjadi kerusakan sosial.
- Allah menciptakan segala sesuatu pasti memiliki manfaat. Sebagaimana firman Allah di Q.S Ali Imran 191
- Jika saja ciptaan Allah memiliki manfaat dan dibutuhkan oleh manusia, maka terlebih lagi dengan wahyu dan firman Allah, pastinya memiliki manfaat dan dibutuhkan oleh manusia.
- Pentingnya menjaga ciptaan Allah, maka orang-orang yang beriman adalah mereka yang senantiasa menjaga lingkungannya agar tidak terjadi kerusakan dan bencana
- Allah menggunakan kata kerja fiil mudhari (“present“) untuk menggambarkan besarnya penciptaan bumi dan gunung. Hal tersebut menunjukkan penjagaan Allah atas fungsi dua makhluk ini yang terus berada dalam pengawasan Allah sampai akhirnya tiba masa “expired“nya.
- Allah menggunakan kata kerja fi’il madhi (“past“) untuk nikmat pasangan karena menunjukkan bahwa pasangan sudah diatur oleh Allah, sisa menunggu waktu yang tepat saja.
- Allah menciptakan makhluknya secara berpasangan, adapun bagi Allah Sang Khalik tidak membutuhkannya
- Allah subhanahu wa ta’ala senantiasa memberikan kemaslahatan bagi manusia. Manusia sendirilah yang membuat keburukan dengan berbagai kerusakan. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S An-Nisaa’ (4) ayat 79
- Tidur (bagi orang beriman) adalah nikmat yang luar biasa yang diberikan oleh Allah maka penting bagi kita untuk memperhatikannnya agar tidur dengan baik dan cukup. Dengan istirahat yang cukup, sel-sel tubuh akan pulih kembali setelah beraktivitas seharian.
- Allah menyebutkan nikmat tidur setelah nikmat pasangan. Hal ini menunjukkan agar orang beriman dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik secara fisiologis dan secara biologis
- Makna Aswaja pada ayat 8 bukan hanya “pasangan” tapi juga group/ kelompok/ komunitas. Maknanya Allah menciptakan kita dalam komunitas karena kita membutuhkan manusia yang lain untuk bertahan hidup, tidak bisa sendirian. Syaithon senantiasa bersama orang yang sendiri
- Pada ayat ke-7, Allah menyebutkan gunung sebagai pasak untuk menstabilkan bumi. Dan juga pada ayat 9, tidur merupakan istirahat untuk menstabilkan jasad.
- Setiap sesuatu yang Allah ciptakan memiliki peran yang berbeda-beda. Dan setiap hal harus kokoh dalam perannya agar terjadi harmonisasi yang baik.
- Setiap kita harus mengetahui potensi yang diberikan oleh Allah dan fungsi yang dimilikinya masing-masing agar kita dapat memberikan manfaat yang besar
- Setiap bagian dari komunitas/ lembaga perlu mengetahui tupoksi masing-masing agar tidak terjadi kekacauan gerak
- Salah satu metode dalam mengajar adalah menjelaskan manfaat dari apa yang kita ajarkan
- Segala ketentuan Allah adalah untuk memberikan kebaikan bagi manusia. Maka jangan pernah melanggar ketentuan Allah karena pelanggaran tersebut dapat mengakibatkan kerusakan dan bencana