Khutbah Jumat
Cinta Nabi Tiap Hari
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ وَفَّقَنَا لِلْأَعْمَالِ الْجَارِيَة, وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ والبَرَكَاتُ عَلَى خَيْرِ البَرِيَّة، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالذُّرِّيَّة
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَ رْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ
Kaum muslimin jama’ah jumat rahimakumullah
Mari terus meningkatkan ketaqwaan kepada Allah ‘Azza wa Jalla dengan mengerjakan ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan serta memperbanyak shalawat dan salam kepada Rasulullah ﷺ
Pada kesempatan khutbah kali ini, izinkan kami selaku khatib untuk membawakan beberapa hal tentang hakikat cinta kepada Rasulullah ﷺ dan pembuktian cinta bukan hanya pada bulan tertentu saja, namun setiap bulan, hari, bahkan perdetik setiap saat.
Kaum muslimin rahimakumullah
Tentunya, kita sebagai ummat Rasulullah Muhammad ﷺ membutuhkan cinta kepada beliau, bahkan melebihi cinta kita kepada orang tua kandung, dan bahkan lebih dari cinta kita terhadap diri kita sendiri, bukan beliau yang butuh cinta kita. Allah Ta’ala berfirman,
قُلْ إِن كَانَ ءَابَآؤُكُمْ وَأَبْنَآؤُكُمْ وَإِخْوَٰنُكُمْ وَأَزْوَٰجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَٰلٌ ٱقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَٰرَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَٰكِنُ تَرْضَوْنَهَآ أَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَجِهَادٍ فِى سَبِيلِهِۦ فَتَرَبَّصُوا۟ حَتَّىٰ يَأْتِىَ ٱللَّهُ بِأَمْرِهِۦ ۗ وَٱللَّهُ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلْفَٰسِقِينَ
Katakanlah, “Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik. (Q.S. At-Taubah, Ayat 24)
Dalam ayat yang lain, Allah Ta’ala berfirman,
ٱلنَّبِيُّ أَوۡلَىٰ بِٱلۡمُؤۡمِنِينَ مِنۡ أَنفُسِهِمۡ
“Nabi itu lebih utama bagi orang-orang mukmin dibandingkan diri mereka sendiri.” (Q.S. Al-Ahzab, Ayat 6).
Disebutkan dalam sebuah hadits,
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ هِشَامٍ قَالَ كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ آخِذٌ بِيَدِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ فَقَالَ لَهُ عُمَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَأَنْتَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ إِلَّا مِنْ نَفْسِي فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْكَ مِنْ نَفْسِكَ فَقَالَ لَهُ عُمَرُ فَإِنَّهُ الْآنَ وَاللَّهِ لَأَنْتَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ نَفْسِي فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْآنَ يَا عُمَرُ
Dari Abdullah bin Hisyam menuturkan; kami pernah bersama Nabi ﷺ yang saat itu beliau menggandeng tangan Umar bin Khattab, kemudian Umar berujar, “Ya Rasulullah, sungguh engkau lebih aku cintai dari segala-galanya selain diriku sendiri.” Nabi ﷺ bersabda, “Tidak, demi Dzat yang jiwa berada di tangan-Nya, hingga aku lebih engkau cintai daripada dirimu sendiri.” Maka Umar berujar; ‘Sekarang demi Allah, engkau lebih aku cintai daripada diriku’. Maka Nabi ﷺ bersabda, “Sekarang (baru benar) wahai Umar.” (H.R. Al-Bukhari no. 6632)
Sidang jamaah Jumat yang semoga dirahmati Allah Ta’ala.
Bagaimana hakikat mencintai Nabi ﷺ? Tentunya bukan sekedar pengakuan dari lisan belaka, tapi dengan keyakinan, dan amalan bukti cinta kepada beliau, bukan pula hanya sekali setahun, namun setiap saat membuktikan kecintaan kepada beliau ﷺ
Beberapa cara mencintai Nabi Muhammad ﷺ:
Cara Pertama: Membenarkan segala apa yang datang dari beliau ﷺ
Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا يَنطِقُ عَنِ ٱلۡهَوَىٰٓ
“Dan tidaklah yang diucapkannya itu menurut keinginan hawa nafsunya”.
إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْىٌ يُوحَىٰ
“Tidak lain (Al-Qur’an itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)” (QS. An-Najm: 3-4)
Cara Kedua: Beradab ketika nama beliau dan hadits-hadits beliau disebutkan, serta apa saja yang berkaitan dengan beliau.
Adab yang penting ketika nama beliau disebutkan adalah kita mesti berselawat dan bersalam kepada Nabi Muhammad ﷺ, beliau tidak butuh selawat kita, namun kitalah yang butuh berselawat kepada beliau ﷺ dengan keutamaan selawat yang sangat banyak telah kita ketahui, karena jika tidak maka kita adalah orang pelit yang disebutkan dalam hadits,
عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْبَخِيلُ الَّذِي مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ
Dari Ali bin Abu Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata; Rasulullah ﷺ bersabda, “Orang yang bakhil adalah orang yang apabila aku disebutkan di hadapannya maka ia tidak mengucapkan shalawat kepadaku.” (H.R. At-Tirmidzi no. 3546, shahih al-Albani)
Cara Ketiga: Mengikuti seluruh apa yang beliau ﷺ tuntunkan, tontonkan dan tunjukan.
Allah Ta’ala berfirman,
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ ٱللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Q.S. Ali ‘Imran, Ayat 31)
Di antara dalil jelas yang mengharuskan kita mengikuti beliau ﷺ seperti pada ibadah shalat dan haji umrah serta ibadah lainnya,
صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي
“Shalatlah kalian (dengan cara) sebagaimana kalian melihatku shalat.” (HR. Bukhari, no. 628)
لِتَأْخُذُوا مَنَاسِكَكُمْ
“Ambillah dariku manasik-manasik kalian (HR. Muslim, no. 1297).
Berkata Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu
اتَّبِعُوا، وَلا تَبْتَدِعُوا فَقَدْ كُفِيتُمْ، كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ
“Ittiba’lah (ikutilah petunjuk Nabi ﷺ), dan janganlah mengada-ada. Karena ittiba’ itu sudah cukup bagi kalian, semua bid’ah adalah sesat.” (HR. At Thabarany dalam Mu’jam Kabir, no. 8770)
Cara Keempat: Berhukum dengan hukum Nabi ﷺ.
Allah Ta’ala berfirman,
فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّىٰ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا۟ فِىٓ أَنفُسِهِمْ حَرَجًا مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا
“Maka demi Rabbmu, mereka tidak beriman sebelum mereka menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, (sehingga) kemudian tidak ada rasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS. An-Nisa’: 65).
Cara Kelima: Menyebarluaskan dan mendakwahkan ajaran Rasulullah ﷺ.
Beliau ﷺ bersabda,
بَلِّغُوا عَنِّي وَلَوْ آيَةً
“Sampaikanlah dariku walau satu ayat” (H.R. Al-Bukhari no. 3461)
Cara Keenam: Membela kehormatan dan ajaran Nabi ﷺ
Allah Ta’ala akan terus menolong Nabi-Nya ﷺ dan melakukan pembelaan terhadap beliau. Tapi pertanyaannya, apakah kita punya andil dalam hal ini sebagaimana para sahabat yang mempertaruhkan nyawa mereka demi membela Rasulullah ﷺ?
Syaikh Ath-Tharify hafizhahullah mengatakan,
النَّبِيُّ ﷺ لَيْسَ بِحَاجَةٍ إِلَى أَنْ يُدَافِعَ عَنْهُ أَحَدٌ، وَلَكِنَّ كُلَّ أَحَدٍ بِحَاجَةٍ إِلَى أَنْ يُدَافِعَ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ حَتَّى يُثْبِتَ إِيمَانَهُ بِهِ
“Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tidak butuh dibela oleh siapa pun dari kita namun setiap kita butuh untuk membela beliau sebagai bukti keimanan kita kepada beliau ﷺ.”
Jama’ah kaum muslimin rahimakumullah.
Demikian khutbah pertama, inilah beberapa di antara cara membuktikan cinta kita kepada Nabi ﷺ, meskipun masih banyak sebenarnya, tapi karena waktu yang membatasi kita. Semoga Allah Ta’ala mengumpulkan kita semua bersama Nabi kita Muhammad ﷺ di surga firdaus kelak, jangan lupa doakan kebaikan untuk saudara-saudari kita di Palestina, semoga Allah mewafatkan kita semua dalam keadaan husnul khatimah, aamiin.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ للهِ عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيقِهِ وَامْتِنَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَلَّا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ تَعْظِيمًا لِشَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الدَّاعِي إِلَى رِضْوانِهِ
یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسࣱ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدࣲۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِیرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَـٰۤىِٕكَتَهُۥ یُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِیِّۚ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَیۡهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسۡلِیمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى، والتُّقَى، والعَفَافَ، والغِنَى
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
سُبۡحَـٰنَ رَبِّكَ رَبِّ ٱلۡعِزَّةِ عَمَّا یَصِفُونَ وَسَلَـٰمٌ عَلَى ٱلۡمُرۡسَلِینَ وَٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِینَ
Penulis: Tim Ilmiyah Yayasan Amal Jariyah Indonesia