Khutbah Jumat
Lam Yalid Walam Yulad
Khutbah Pertama
,الْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ وَفَّقَنَا لِلْأَعْمَالِ الْجَارِيَة, وَصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ وَبَارِكْ عَلَى خَيْرِ البَرِيَّة
وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالذُّرِّيَّة, أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأََرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ
Kaum muslimin jama’ah Jumat rahimakumullah
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
لَمۡ يَلِدۡ وَلَمۡ يُولَدۡ
(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. (Qs. Al-Ikhlas, Ayat 3)
Sedangkan kaum yahudi dan nasrani mengatakan bahwa Allah memiliki anak. Allah Ta’ala berfirman,
وَقَالَتِ ٱلۡيَهُودُ عُزَيۡرٌ ٱبۡنُ ٱللَّهِ وَقَالَتِ ٱلنَّصَٰرَى ٱلۡمَسِيحُ ٱبۡنُ ٱللَّهِۖ ذَٰلِكَ قَوۡلُهُم بِأَفۡوَٰهِهِمۡۖ يُضَٰهِـُٔونَ قَوۡلَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ مِن قَبۡلُۚ قَٰتَلَهُمُ ٱللَّهُۖ أَنَّىٰ يُؤۡفَكُونَ
Dan orang-orang Yahudi berkata, “Uzair putra Allah,” dan orang-orang Nasrani berkata, “Al-Masih putra Allah.” Itulah ucapan yang keluar dari muluṭ mereka. Mereka meniru ucapan orang-orang kafir yang terdahulu. Allah melaknat mereka; bagaimana mereka sampai berpaling? (Qs. At-Taubah, Ayat 30)
Begitu juga Allah Ta’ala tidak diperanakkan, tidak memiliki bapak dan ibu, tidak pula pasangan hidup. Allah Ta’ala berfirman,
بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ أَنَّىٰ يَكُونُ لَهُ وَلَدٌ وَلَمْ تَكُنْ لَهُ صَاحِبَةٌ ۖ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Dia (Allah) Pencipta langit dan bumi. Bagaimana (mungkin) Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai istri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu. (Qs. Al-An’am, Ayat 101)
Kaum muslimin rahimakumullah
Di hari Jumat yang mulia ini, tanggal 29 Jumadal Ula 1444 Hijriah, bertepatan 23 desember 2022 masehi, pada besok malam dan hari esoknya ummat kristen merayakan hari raya mereka yang biasa disebut dengan hari natal, hari ini diperingati oleh mereka sebagai hari yang dianggap sebagai kelahiran yesus, di mana mereka juga menganggapnya sebagai anak tuhan.
Sangat disayangkan, sebagian kaum muslimin ikut andil dalam perayaan tersebut, padahal Islam telah mengajarkan agar kita semua tidak ikut serta dalam meramaikan hari raya ummat agama lain, bahkan hanya sekedar ucapan selamat pun terlarang.
Sahabat mulia Umar bin Al-Khatthab radhiyallahu’ anhu mengatakan,
اِجْتَنِبُوْا أَعْدَاءَ اللهِ فِي أَعْيَادِهِمْ
“Jauhilah musuh-musuh Allah di perayaan mereka.” (Ahkam Ahl Adz-Dzimmah 1/724)
Jamaah jumat yang berbahagia
“Selamat natal” adalah ungkapan yang sangat dilarang dalam agama kita, bagaimana tidak?! Perkataan tersebut adalah perkataan yang mengapresiasi akan adanya anak tuhan, meskipun kita tidak meyakini, tapi dengan ucapan tersebut mereka akan tambah yakin akan agama mereka.
Allah Ta’ala telah menegaskan di dalam al-Quran bahwa langit hampir saja pecah, bumi terbelah, dan gunung runtuh disebabkan perkataan orang-orang yang mengatakan, “Allah memiliki anak”.
Mungkin ini jugalah penyebab bencana alam, banjir, dingin yang sangat, dan lainnya di setiap bulan desember. Mari kita perhatikan firman Allah Ta’ala,
وَقَالُوا۟ ٱتَّخَذَ ٱلرَّحۡمَـٰنُ وَلَدࣰا لَّقَدۡ جِئۡتُمۡ شَیۡـًٔا إِدࣰّا تَكَادُ ٱلسَّمَـٰوَ ٰتُ یَتَفَطَّرۡنَ مِنۡهُ وَتَنشَقُّ ٱلۡأَرۡضُ وَتَخِرُّ ٱلۡجِبَالُ هَدًّا أَن دَعَوۡا۟ لِلرَّحۡمَـٰنِ وَلَدࣰا وَمَا یَنۢبَغِی لِلرَّحۡمَـٰنِ أَن یَتَّخِذَ وَلَدًا إِنْ كُلُّ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ إِلَّا آتِي الرَّحْمَٰنِ عَبْدًا
Dan mereka berkata, “(Allah) Yang Maha Pengasih mempunyai anak.” Sungguh, kalian telah membawa sesuatu yang sangat mungkar, hampir saja langit pecah, dan bumi terbelah, dan gunung-gunung runtuh, (karena ucapan itu), karena mereka menganggap (Allah) Yang Maha Pengasih mempunyai anak. Dan tidak mungkin bagi (Allah) Yang Maha Pengasih mempunyai anak. Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, melainkan akan datang kepada (Allah) Yang Maha Pengasih sebagai seorang hamba. (Q.S. Maryam, ayat 88 – 93)
Seseorang tidak mengucapkan ucapan mungkar tersebut tidaklah serta merta disebut sebagai anti toleransi, sebab di dalam Al-Quran, Allah Ta’ala telah menyebutkan hakikat toleransi sebenarnya. Allah Ta’ala berfirman,
لَكُمۡ دِينُكُمۡ وَلِيَ دِينِ
“Untuk kalian agama kalian, dan untukku agamaku.” (Q.S. Al-Kafirun, ayat 6)
Ini toleransi sebenar-benarnya toleransi, bagi mereka agama mereka, bagi kita agama kita. Meskipun demikian kita tetap mengajak mereka ke dalam agama kita dengan hikmah tanpa paksaan, agama yang Allah Ta’ala telah jadikan sebagai satu-satunya agama di sisi-Nya. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلۡإِسۡلَٰمُ
Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. (Q.S. Ali ‘Imran, ayat 19)
Seperti halnya, sebuah kalimat bijak “Toleransi itu: anda minum teh dan saya minum kopi, kita sama-sama menikmati minuman favorit kita, tanpa harus memasukan teh anda ke dalam kopi saya.”
Kaum muslimin rahimakumullah
Jika ada yang mengatakan “Inikan sekedar ucapan”, maka kita katakan, “Benar, kita menjadi muslimpun karena diawali dengan hanya sekedar perkataan. Bisakah mereka mengucapkan dua kalimat syahadat?!, Bukankah hanya sekedar ucapan?!.” Dengan ini, semoga bisa dipahami.
Wallahu a’lam.
Jamaah jumat yang berbahagia.
Inilah khutbah pertama kali ini, semoga Allah Ta’ala menjaga kita semua dari mara bahaya, dan negeri ini, serta kaum muslimin seluruhnya.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ للهِ، وَأَشْهَدُ أَلَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسࣱ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدࣲۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِیرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ وَغَافِرَ الذُّنُوْبِ وَالْخَطِيْئَاتِ
رَبَّنَا ظَلَمۡنَاۤ أَنفُسَنَا وَإِن لَّمۡ تَغۡفِرۡ لَنَا وَتَرۡحَمۡنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡخَـٰسِرِینَ
رَبَّنَا اَتِنَافىِ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفىِ الاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللهِ
إِنَّ ٱللَّهَ یَأۡمُرُ بِٱلۡعَدۡلِ وَٱلۡإِحۡسَـٰنِ وَإِیتَاۤىِٕ ذِی ٱلۡقُرۡبَىٰ وَیَنۡهَىٰ عَنِ ٱلۡفَحۡشَاۤءِ وَٱلۡمُنكَرِ وَٱلۡبَغۡیِۚ یَعِظُكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُونَ
فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ
وَلَذِكۡرُ ٱللَّهِ أَكۡبَرُۗ وَٱللَّهُ یَعۡلَمُ مَا تَصۡنَعُونَ
Penulis: Tim Ilmiyah Yayasan Amal Jariyah Indonesia