Di dunia sekarang kita bisa melihat berbagai berita tentang kenakalan remaja. Apa sebenarnya yang menyebabkan hal tersebut. Berikut penjelasan Syaikh Abdullah Nashih Ulwan.
- KEMISKINAN YANG MENDERA
Anak ketika tidak mendapati di dalam rumahnya segala yang bisa memenuhi kebutuhannya dari gizi dan pakaian, tidak ia dapatkan orang yang memberinya sesuatu yang menunjang kehidupannya, kemudian melihat sekelilingnya dipenuhi dengan kesusahan dan kemiskinan maka anak akan bergegas meninggalkan rumah untuk mencari bekal dan rezeki untuk menopang hidup mereka. Dengan demikian, ia akan mudah diperdaya oleh tangan- tangan jahat, penuh dosa, kejam, dan tidak bermoral. Maka tersebarlah manusia pendosa dan membahayakan jiwa, harta dan kehormatan dimasyarakat.
- PERSELISIHAN DAN PERCEKCOKAN ANTARA BAPAK DAN IBU
Berlangsungnya suasana ketidakharmonisan antara bapak dan ibu pada saat mereka bertemu dan berkumpul. Seorang anak ketika membuka kedua matanya kemudian menyaksikan percekcokan yang terjadi dihadapannya maka ia akan lari dari rumah yang ia anggap membosankan tersebut dan keluarga yang kacau balau untuk mencari teman bergaul yang dapat menghilangkan keresahannya. Ia pun banyak menghasilkan banyak waktu bersama temannya ini. Seandainya teman- teman mereka ini adalah jahat dan nakal maka secara perlahan anak akan terseret ke dalam jurang dekadensi moral.
- KESENGGANGAN YANG MENYITA MASA KANAK- KANAK DAN REMAJA
Dengan tidak termanfaatkannya waktu luang oleh anak- anak dan para remaja. Sebagaimana diketahui bahwa anak semenjak tumbuh kembang sudah senang bermain, rekreasi, dan suka menikmati pemandangan alam. Jika mereka tidak mendapatkan tempat- tempat untuk bermain dan berolahraga maka mereka nantinya cenderung akan bergaul dengan teman- teman yang jahat dan membawa kerusakan.
- LINGKUNGAN DAN TEMAN YANG BURUK
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“seseorang itu akan terpengaruh agama temannya. oleh karena itu, hendaklah salah seorang diantara kamu memperhatikan siapa temannya itu” (HR, At- Tirmidzi)
- AKIBAT PERLAKUAN YANG BURUK DARI ORANG TUA
Agama Islam telah memerintahkan siapa saja yang memiliki tanggung jawab mengarahkan dan mendidik, terlebih kepada para orang tua untuk senantiasa menghiasi pribadinya dengan akhlak yang menghiasi pribadinya dengan akhlak yang luhur, kelemahlembutan, dan perilaku yang penuh kasih- sayang tersebut. Allah Subhana Wa ta’ ala berfirman :
۞إِنَّ ٱللَّهَ يَأۡمُرُ بِٱلۡعَدۡلِ وَٱلۡإِحۡسَٰنِ وَإِيتَآيِٕ ذِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَيَنۡهَىٰ عَنِ ٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنكَرِ وَٱلۡبَغۡيِۚ يَعِظُكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُونَ ٩٠
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (QS. An- Nahl (16) : 90)
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wa Sallam bersabda sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al- Bukhori :
“ Sesungguhnya Allah menyukai kelemahlembutan di dalam segala hal”
- TAYANGAN FILM KRIMINAL DAN PORNOGRAFI
Faktor besar yang menyebabkan terjadinya kenakalan pada anak dan mendorongnya untuk berbuat menyimpang adalah karena mereka sering menyakaikan film-film yang ditayangkan di televisi dan tidak layak ditonton. Baik berupa tindakan kriminal, film-film porno dan apa saja yang mereka baca dari majalah-majalah dan cerita cabul. Semua perbuatan tersebut dapat mendorong anak berlaku menyimpang. Padahal semua tontonan di atas bisa menyerang akhlak orang dewasa. Lalu, bagaimana jadinya jika anak di usia pubertas atau kanak-kanak yang mengomsumsi tontonan-tontonan tersebut?
Dalam Islam ada 3 metode pendidikan yang lurus kepada para orang tua dan pendidik dalam mengarahkan, mendidik dan melaksanakan hak dan kewajiban terhadap anak-anak mereka, di antaranya :
- Melindungi anak-anak mereka dari setiap perkara yang menyebabkan datngnya murka Allah. Sebagaimana firman Allah:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka …” (QS. At-Tahrim : 6)
- Menanamkan rasa tanggung jawab pada diri anak-anak. Tujuannya, agar amanah dan tanggung jawab tersebut dapat mereka pikul dengan baik. Sebagaimana sabda Nabi :
“Seorang laki-laki itu pemimpin dalam keluarganya dan dia bertanggung jawab atas kepemimpinanya.” (HR. Bukhari Muslim)
- Menghilangkan bahaya dari setiap perbuatan yang mengarahkan anak-anak melakukan penyimpangan. Baik dalam aqidah maupun akhlak anak. Sebagaimana sabda Nabi:
“Tidak boleh melakukan tindakan berbahaya dan membahayakan orang lain.” (HR. Imam Malik dan Ibnu Majah)