Tadabbur Al Qur’an Q.S an-Naba 21-23
Surah An Naba adalah surah yang ke-78, terdiri dari 40 ayat, terdapat pada juz ke-30 atau Juz ‘Amma dan termasuk kedalam golongan Surah Makkiyyah karena turun di kota Mekkah.
Surah An Naba berarti Berita Besar serta mempunyai nama lain yaitu: ‘Amma Yatasaa alun.
Ayat 21:
إِنَّ جَهَنَّمَ كَانَتْ مِرْصَادًا
Sungguh, (neraka) Jahanam itu (sebagai) tempat mengintai (bagi penjaga yang mengawasi isi neraka),
Ayat 22:
لِّلطّٰغِيْنَ مَـأٰبًا
menjadi tempat kembali bagi orang-orang yang melampaui batas.
Ayat 23:
لّٰبِثِيْنَ فِيْهَآ أَحْقَابًا
Mereka tinggal di sana dalam masa yang lama,
Adapun tadabbur dari Surah An-Naba ayat 21-23 sebagai berikut:
- Di ayat 21-22, ayat ini berbicara khusus tentang Neraka Jahannam. Salah satu nama dari neraka yang Allah sebutkan. Secara makna disebut Jahannam karena kondisinya yang sangat gelap dan hitam dan ini adalah salah satu bentuk siksaan yang akan didapatkan oleh orang-orang yang melampaui batas.
- Dalam menjalani kehidupan perlu ada aturan agar kehidupan lebih tertata, dan orang yg melanggar patut untuk mendptkan hukuman. Termasuk dalam konteks sekolah dan pendidikan hadir untuk menjaga keteraturan dan ketertiban proses belajar mengajar.
- Aturan-aturan yang Allah turunkan, diantara hikmahnya adalah untuk menjaga stabilitas kehidupan manusia sebagai makhluk hidup di Bumi. Aturan-aturan tersebut pada hakikatnya adalah untuk kebaikan (maslahat) manusia itu sendiri. Sangat wajar kita membuat aturan atau konsekuensi dalam kehidupan kita sebagaimana yang Allah juga terapkan.
- Pada ayat 21, Allah subhanahu wa ta’ala memberikan peringatan bagi orang-orang yang menolak syariat Islam atau orang-orang kafir. Allah subhanahu wa ta’ala memperingatkan bahwa jika mereka tetap dalam kekafirannya maka ada konsekuensi berupa neraka yang menanti. Balasan tersebut merupakan buah dari kekafiran dan ketidaktaatannya kepada Allah, atau disebut orang yang melampaui batas, melampaui hak-hak dari apa yang mereka jalankan di dunia.
- Ayat ini menjadi jawaban bagi orang-orang yang selama ini ragu akan kabar yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Ayat 21, memberitakan tentang adanya neraka jahannam sebagai tempat kembali orang-orang yang melampaui batas atau melanggar syariat-syariat Allah. Hal ini mengingatkan bahwa segala perbuatan kita di dunia kelak akan dipertanggungjawabkan. Ada surga untuk orang-orang yang beriman dan ada neraka untuk orang-orang yang tidak beriman/melampaui batas.
- Ayat 21 menegaskan tentang adanya neraka, khususnya neraka Jahannam dan di dalamnya ada malaikat pengintai, semua orang yang dimasukkan di neraka Jahannam tidak bisa keluar/lolos karena dijaga oleh malaikat penjaga dan ketat penjagaannya. Siapapun yang masuk di neraka Jahannam mereka kekal didalamnya. Semoga kita semua terjaga dari siksa neraka Jahannam.
- Neraka jahannam adalah seburuk-buruk tempat dan sepedih-pedihnya balasan bagi orang-orang yang durhaka/tidak mau menerima perintah dari Allah azza wa jalla. Tentunya hal ini menjadi peringatan agar senantiasa bertakwa dan tidak menyekutukan Allah.
- Ayat 22-23 mengingatkan kita bahwa hidup di dunia hanya sementara, untuk itu kita hendaknya memanfaatkan waktu kita di dunia sebaik-baiknya & tidak melampaui batas karena tempat kembali bagi orang-orang yang melampaui batas (dari aturan-aturan Allah) adalah di neraka Jahannam, dan akan tinggal disana selama-lamanya.
- Allah memberikan gambaran akan keadaan neraka sebagai ancaman kepada kaum kuffar yang melampaui batas dan sebagai peringatan kepada orang-orang beriman untuk senantiasa menjaga iman dan amalnya.
- Neraka Jahannam adalah yang paling keras siksaan dan ada do’a yang dikhususkan untuk kita baca agar berlindung darinya dalam di akhir sholat kita.
- Neraka Jahannam kebanyakan dipenuhi oleh orang-orang yang melampaui batas, orang-orang musyrik. Ayat yang menyebutkan bahwa orang-orang kafir dan orang-orang musyrik akan dimasukkan ke dalam neraka Jahannam, menujukkan ada dosa yang besar yang mereka lakukan, yaitu kesyirikan.
- Neraka Jahannam adalah seburuk-buruknya tempat. Tempat bagi seburuk-buruk makhluk yang dimasukkan dalam neraka Jahannam (orang kafir dan orang musyrik).
- Balasan terhadap orang yang durhaka yaitu neraka jahannam mereka yang melanggar aturan aturan Allah baik secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi. Mereka disambut oleh penjaga neraka menjadi tempat yang sangat menghinakan bagi mereka yang melampaui batas
- Disebutkan bahwa Jahannam ini untuk mereka yang melampaui batas. Sebagai bentuk balasan dari perbuatan mereka. Bukan sama sekali, karena Allah yang dzhalim terhadap hamba-Nya. Melainkan karena kedzaliman hamba itu sendiri kepada Allah. Sebab, tentu Allah tidak akan pernah membiarkan hamba-Nya begitu saja tanpa ada petunjuk menuju jalan-Nya.
- Neraka jahannam senantiasa dalam posisi menunggu kedatangan orang-orang kafir dan orang-orang yang senantiasa akan disiksa di dalamnya. Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Mundhir dari Hasan al Basri menyebutkan bahwa tidak seorangpun masuk surga kecuali melalui neraka, apabila dia sudah melewatinya, selamatlah ia dan jika tidak maka dia akan tertahan. wallahu a’lam.
- Di dunia, apabila sebagian orang yang bersalah akan diberikan hukuman berupa penjara bertahun-tahun dianggap sebagai hukuman yang berat. Padahal hal tersebut tidaklah seberapa dibandingkan hukuman di akhirat, bagi orang-orang kafir dan yang melampaui batas, yaitu dimasukkan ke dalam neraka yang penuh dengan siksaan dan mereka akan tetap disana untuk waktu yang lama (berabad-abad lamanya) bahkan ada yang kekal.
- Jahannam disediakan bukan hanya bagi orang-orang kafir yang mendustakan ayat-ayat Allah dan syariat Allah. Jahannam juga disediakan bagi orang-orang yang melampaui batas (orang-orang yang melakukan kemusyrikan) karena kesyirikan termasuk perbuatan melampaui batas.
- Allah subhanahu wa ta’ala menegaskan bahwa neraka jahannam itu telah disediakan bagi mereka yang melampaui batas (orang-orang yang melanggar aturan Allah tanpa bertaubat hingga hari akhir menghampirinya), tidak terkecuali bagi mereka yang mengolok-olok ancaman Allah di dunia.
Wallahu ta’ala a’lam