Berlebihan dalam Menuntut Kesempurnaan
(Aneka Kesalahan Para Istri)
Ada istri yang tenggelam dalam khayalan dan berlebihan dalam menuntut kesempurnaan. Ia menyangka suami adalah Surga Firdaus yang di dalamnya tidak ada hiruk-pikuk, penderitaan, dan kesengsaraan.
Ia membayangkan suami tanpa adanya berbagai kesulitan, halangan, ataupun masalah.
Apabila hal tersebut dibenturkan dengan kenyataan beserta segala tanggung jawab, pengambilan keputusan, kelahiran anak, penanganan masalah, maka ia tidak bisa menghadapinya dan menyangka dirinya telah salah memilih pasangan hidup. Bisa jadi ia menuntut cerai untuk melepaskan diri dari apa yang dianggapnya sebagai belenggu atau masalah tersebut.
Hal ini ada kadangkala terjadi. Beberapa faktor penyebabnya antara lain lemahnya pendidikan; berlebihan dalam mencari hiburan dan kesenangan sewaktu masih remaja; dan ketidaktahuan tentang kenyataan hidup berumah tangga.
Salah satu faktor penyebab terbesarnya seperti informasi yang diperoleh dari novel-novel fikif; sinetron-sinetron televisi; film layar lebar; yang menggambarkan kehidupan rumah tangga sepi dari segala masalah.
Nah, ketika si istri memasuki kehidupan rumah tangga, ia tidak mempercayai kenyataannya; tiba – tiba saja ia dihadapkan dengan hal-hal yang belum pernah dibayangkan sebelumnya.
Maka istri yang cerdas harus mepunyai kebijaksanaan. Jangan sampai ia terbawa oleh mimpi-mimpi; berkelana di lembah-lembah imajinasi; serta berlebihan dalam menuntut kesempurnaan suami. Sebab, kehidupan rumah tangga bukanlah adegan yang menampilkan suatu momentum saja dari masa; bukan pula cerita yang penulisanya pergi jauh bersama imajinasinya.
Kehidupan rumah tangga merupakan kenyataan yang bisa dirasakan di dalamnya ada berbagai rasa sakit dan harapan; adapula berbagai kegembiraan dan kesedihan; serta berbagai kehidupan berumah tangga lainnya. Jadi, yang pantas dilakukan hanyalah menghadapinya dan berinteraksi dengannya dengan sebaik-baiknya.
فَيَوْمٌ عَلَيْهَا وَيَوْمٌ لَنَا
Satu hari membuat kita susah dan satu hari membuat kita senang
وَيَوْمٌ نُسَاءُ وَيَوْمٌ نُسَرُّ
Satu hari kita disakiti dan satu hari kita digembirakan
Hal ini bukan berarti kehidupan rumah tangga adalah sangkar yang gelap ataupun api neraka yang panasnya tidak tertahankan. Kehidupan rumah tangga tidak lain adalah saling menolong; saling menyayangi; dan menghindari kesalahan.
Berbagai masalah dan gangguan yang menghampirinya tidak sampai melenyapkan kebahagiaannya, bahkan ada kalanya justru menjadi bumbu dan rahasia kebahagiaan keluarganya
Maka tanggung jawab, beban, serta konsekuensinya adalah salah satu faktor terbesar penyebab kebahagiaan. Karena, orang yang paling nyenyak tidurnya adalah orang yang paling lelah; dan orang yang paling lelah adalah orang yang paling nyenyak tidurnya.
بَصُرْتَ بالرَّاحَةِ الْكُبْرَى فَلَمْ تَرَاها
Kau cari kenyamanan yang paling besar dan kau tak dapati
تُنَالُ إِلَّا عَلى جِسْرٍ مِنَ التَّعبِ
Bisa digapai kecuali melalui jembatan kelelahan
Bahkan, banyak menganggur justru salah satu hal yang paling menghalangi cita-cita dan mengakibatkan lahirnya kesedihan dan kegalauan.