Khutbah Jumat
Bulan Haram
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ ِلِلّهِ الَّذِيْ وَفَّقَنَا لِلْأَعْمَالِ الْجَارِيَة, وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى خَيْرِ البَرِيَّة نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالذُّرِّيَّة
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَ رْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ
Kaum muslimin jamaah jumat yang berbahagia
Hari ini adalah jumat pertama bulan mulia Dzulqa’dah 1444 H, hendaknya kita memperhatikan dan memuliakan bulan ini, karena Allah Ta’ala dan RasulNya telah memuliakannya, kemuliaannya menjadikan amalan salih berlipat pahalanya dan amalan salah lebih dahsyat dosanya.
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ ۚ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ
Artinya: “Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa.” (QS. At Taubah: 36)
Ayat tersebut merupakan dalil bahwa ada 4 bulan suci selain dari bulan suci Ramadan. Tentang 4 bulan itu, Nabi ﷺ telah menjelaskannya dalam hadits beliau, bulan apa saja yang dimaksud?
Jama’ah jumat yang dimuliakan Allah Ta’ala
Dari Abu Bakroh radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
Artinya: ”Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram, serta Rajab Mudhar yang terletak antara Jumadal (akhirah) dan Sya’ban.” (Muttafaqun ‘Alaihi, HR. Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679).
Bagaimana penafsiran dari ayat dan hadits yang kita sebutkan baru saja?
Sahabat ahli tafsir Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan,
فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أنْفُسَكُمْ فِي كلِّهن، ثُمَّ اخْتَصَّ مِن ذَلِكَ أرْبَعَةَ أشْهُرٍ فَجَعَلَهُنَّ حَرامًا، وعَظم حُرُماتهن، وجَعَلَ الذَّنْبَ فِيهِنَّ أعْظَمَ، والعَمَلَ الصّالِحَ والأجْرَ أعْظَمَ
Artinya: “Janganlah kalian menganiaya diri kalian dalam seluruh bulan. Kemudian Allah mengkhususkan empat bulan sebagai bulan-bulan haram dan Allah pun mengagungkan kemuliaannya. Allah juga menjadikan perbuatan dosa yang dilakukan di dalamnya lebih besar. Demikian pula, Allah pun menjadikan amalan shalih dan ganjaran yang didapatkan di dalamnya lebih besar pula” (Tafsir Ibnu Katsir: 4/148).
Imam Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan,
فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ أي: فِي هَذِهِ الأشْهُرِ المُحَرَّمَةِ؛ لِأنَّهُ آكَدُ وأبْلَغُ فِي الإثْمِ مِن غَيْرِها، كَما أنَّ المَعاصِيَ فِي البَلَدِ الحَرامِ تُضاعَفُ، لِقَوْلِهِ تَعالى: ﴿ومَن يُرِدْ فِيهِ بِإلْحادٍ بِظُلْمٍ نُذِقْهُ مِن عَذابٍ ألِيمٍ﴾ [الحَجِّ ٢٥] وكَذَلِكَ الشَّهْرُ الحَرامُ تَغْلُظُ فِيهِ الآثامُ؛ ولِهَذا تَغْلُظُ فِيهِ الدِّيَةُ فِي مَذْهَبِ الشّافِعِيِّ، وطائِفَةٍ كَثِيرَةٍ مِنَ العُلَماءِ، وكَذا فِي حَقِّ مَن قَتَلَ فِي الحَرَمِ أوْ قَتَلَ ذا مَحْرَمٍ
Artinya: “Janganlah kalian menzalimi diri-diri kalian di bulan-bulan itu yakni dalam bulan-bulan suci, karena berbuat dosa jauh lebih dahsyat dibandingkan selainnya. Sebagaimana perbuatan maksiat yang dilakukan di dalam negeri suci, berlipat ganda dosanya, sebagaimana firman Allah Ta’ala, ‘Dan siapa yang dimaksud di dalamnya melakukan kejahatan secara zalim, niscaya Kami akan rasakan kepadanya sebagian siksa yang pedih. (Al-Hajj: 25)
Demikian pula dalam bulan suci, perbuatan dosa lebih dahsyat. Oleh karena itu, di dalam mazhab Imam Syafii dan kebanyakan ulama disebutkan bahwa hukuman diat diperberat dalam bulan itu, sebagaimana diat diperberat pula terhadap orang yang melakukan pembunuhan di dalam Tanah Suci atau membunuh orang yang sedang ihram. (Tafsir Ibnu Katsir: 4/148)
Ma’asyirol muslimin rahimakumullah
Meskipun 4 bulan suci ini tidak selevel dengan kesucian bulan Ramadan, namun bulan-bulan haram tersebut lebih mulia dari bulan-bulan lainnya, sehingga mari kita menggunakannya dengan sebaik mungkin, beramal shalih, selain amalan wajib, jangan lupakan amalan-amalan sunnah, dan jangan menganggap remeh kebaikan sekecil apapun itu.
Sebisa mungkin, selalu menjaga shalat-shalat sunnah, puasa-puasa sunnah, sedekah-sedekah sunnah, menolong sesama, bahkan sekedar bertemu dengan saudara dalam keadaan wajah berseri dan tersenyum sangatlah dianjurkan.
Kaum muslimin rahimakumullah
Demikian khutbah pertamaa ini, semoga Allah Ta’ala selalu memberikan kita taufiq menggunakan musim-musim kebaikan dengan sebaik-baiknya.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ بِالْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ، أَقُولُ قَوْلِي هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَإِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرِ الرَّحِيمِ
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ للهِ عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيقِهِ وَامْتِنَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَلَّا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ تَعْظِيمًا لِشَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الدَّاعِي إِلَى رِضْوانِهِ
یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسࣱ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدࣲۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِیرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ
أَمَّا بَعْدُ
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَـٰۤىِٕكَتَهُۥ یُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِیِّۚ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَیۡهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسۡلِیمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
سُبۡحَـٰنَ رَبِّكَ رَبِّ ٱلۡعِزَّةِ عَمَّا یَصِفُونَ وَسَلَـٰمٌ عَلَى ٱلۡمُرۡسَلِینَ وَٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِینَ
Penulis: Tim Ilmiyah Yayasan Amal Jariyah Indonesia