Khutbah Jumat
Syakban Gerbang Ramadhan
Khutbah Pertama
,الْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ وَفَّقَنَا لِلْأَعْمَالِ الْجَارِيَة, وَصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ وَبَارِكْ عَلَى خَيْرِ البَرِيَّة
وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالذُّرِّيَّة, أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأََرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ
Kaum muslimin Jama’ah Jumat rahimakumullah
Bulan Sya’ban, bulan antara bulan Rajab dan bulan Ramadhan, bulan yang disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai bulan yang banyak dilalaikan manusia,
عن أُسَامَة بْن زَيْدٍ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنْ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ قَالَ ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Dari Usamah bin Zaid dia berkata; Wahai Rasulullah! Aku tidak pernah melihat engkau banyak berpuasa pada bulan bulan sebagaimana engkau berpuasa di bulan Sya’ban? Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Sya’ban adalah bulan yg banyak manusia melalaikannya karena berada diantara bulan Rajab dan Ramadhan, dan juga bulan diangkatnya amalan-amalan kepada Allah. Dan aku menyukai jika amalanku diangkat kepada Allah sementara aku dalam keadaan berpuasa” (HR. An-Nasai no. 2357)
Beberapa pelajaran penting seputar bulan Sya’ban:
- Merupakan tanda kebesaran Allah Azza wa Jalla adalah memilih di antara makhluk-Nya yang lebih mulia dari yang lainnya. Allah Ta’ala berfirman,
وَرَبُّكَ يَخۡلُقُ مَا يَشَآءُ وَيَخۡتَارُۗ مَا كَانَ لَهُمُ ٱلۡخِيَرَةُۚ سُبۡحَٰنَ ٱللَّهِ وَتَعَٰلَىٰ عَمَّا يُشۡرِكُونَ
Dan Tuhanmu menciptakan dan memilih apa yang Dia kehendaki. Bagi mereka (manusia) tidak ada pilihan. Mahasuci Allah dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan. (Q.S. Al-Qashash, Ayat 68)
Tentunya, Allah memilih suatu makhluk lebih kedudukannya dari makhluk yang lain dengan banyak hikmah yang agung, ada hikmah yang kita ketahui dan ada yang tidak kita ketahui.
Di antara makhluk pilihan yang Allah pilih sebagai makhluk mulia adalah bulan Sya’ban, bulan diangkatnya amalan, sehingga Nabi shallallahu alaihi wasallam suka berpuasa pada bulan ini.
- Disebutkan bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam berpuasa seakan satu bulan penuh, bahkan di antara Ulama menyebutkan bahwa hadits Aiysah radhiyallahu ‘anhaa menjelaskan Nabi shallallahu alaihi wasallam kadang berpuasa sebulan penuh dan kadang pada tahun lainnya berpuasa kebanyakan Sya’ban.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لَا يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لَا يَصُومُ فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلَّا رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ
Dari ‘Aisyah radhiallahu’anha berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedemikian sering melaksanakan puasa hingga kami mengatakan seolah-olah beliau tidak pernah berbuka, namun beliau juga kadang tidak puasa sehingga kami mengatakan seolah-olah beliau tidak pernah puasa. Dan aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menyempurnakan puasa selama sebulan penuh kecuali puasa Ramadan dan aku tidak pernah melihat Beliau paling banyak melaksanakan puasa kecuali di bulan Sya’ban”. (Muttafaqun ‘alaihi, H.R. al-Bukhari 1969 dan Muslim 1156)
- Demikian juga pada bulan Sya’ban merupakan bulan di mana Bunda ‘Aisyah radhiyallahu ‘anhaa memilih menqadha puasa Ramadhannya, beliau tidak mendapatkan waktu qadha selain pada bulan Sya’ban karena kesibukan beliau mengurus suaminya tercinta dan termulia Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
عَنْ أَبِي سَلَمَةَ قَالَ سَمِعْتُ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا تَقُولُ كَانَ يَكُونُ عَلَيَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ فَمَا أَسْتَطِيعُ أَنْ أَقْضِيَهُ إِلَّا فِي شَعْبَانَ الشُّغْلُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْ بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Dari Abu Salamah ia berkata; Saya mendengar Aisyah radhiallahu’anhu berkata, “Aku masih punya utang puasa Ramadan. Tetapi aku belum membayarnya sehingga tiba bulan Syakban, barulah kubayar, berhubungan dengan kesibukanku bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.” (Muttafaqun ‘alaihi, H.R. al-Bukhari no. 1950 dan Muslim no. 1146)
Untuk itu, bagi jama’ah yang masih memiliki utang puasa, jangan sampai masuk Ramadhan sedangkan utang puasa belum ditunaikan.
Ma’asyirol muslimin rahimakumullah
- Puasa pada bulan Sya’ban ibarat puasa sunnah rawatib qabliyah, sebagai penyempurna puasa wajib Ramadhan jika ada kekurangan, begitu juga puasa di bulan Syawal ibarat puasa sunnah ba’diyah, sebagaimana shalat sunnah rawatib untuk shalat fardhu.
- Keutamaan puasa di bulan Sya’ban telah disebutkan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam bahwa Sya’ban bulan diangkatnya amalan-amalan kepada Allah. Dan beliau menyukai jika amalan beliau diangkat sementara beliau dalam keadaan berpuasa. Cukuplah suatu keutamaan meneladani Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Dan kita tidak termasuk hamba-hamba yang lalai di dalam bulan ini.
- Waktu-waktu yang dilalaikan kebanyakan manusia adalah waktu yang dimanfaatkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, maka
▪︎ beribadah di waktu manusia lalai menjadikan ibadah lebih utama.
Contohnya beribadah di bulan Sya’ban, shalat tahajjud di waktu manusia tertidur pulas, shalat duha di waktu manusia sibuk bekerja.
▪︎keikhlasan lebih bisa terasa, karena kadang seseorang beramal ketika kebanyakan manusia beramal sebab ikut-ikutan saja
▪︎ pahala lebih besar karena ibadah lebih berat dilakukan dari biasanya karena jarangnya manusia lain sebagai motivasi yang melakukannya.
- Persiapan di bulan Sya’ban menuju Ramadhan perlu untuk diperhatikan. Di antara persiapannya adalah:
a. Belajar seputar Ramadhan, persiapkan ilmu tentangnya dengan membaca buku, mendengar ceramah audio maupun video, dan bertanya kepada ulama. Allah Ta’ala berfirman,
وَمَاۤ أَرۡسَلۡنَا مِن قَبۡلِكَ إِلَّا رِجَالࣰا نُّوحِیۤ إِلَیۡهِمۡۖ فَسۡـَٔلُوۤا۟ أَهۡلَ ٱلذِّكۡرِ إِن كُنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ
“Dan Kami tidak mengutus sebelum engkau (Muhammad), melainkan orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui”. (Q.S. An-Nahl: 43)
b. Melatih diri dari sekarang beramal amalan Ramadhan, seperti:
▪︎ Perbanyak puasa agar terasa mudah nantinya puasa Ramadhan. Bagi yang memiliki utang puasa, silakan diqadha, dan yang telah lunas atau tidak punya utang puasa, maka silakan perbanyak puasa sunnah.
▪︎ Menjaga shalat sunnah, tidak meninggalkan shalat sunnah rawatib, tahajjud, witir, dhuha, dan shalat sunnah lainnya, agar terasa mudah melakukan shalat sunnah khususnya shalat tarawih atau shalat malam di bulan Ramadhan.
▪︎ Selalu berinteraksi dengan al-Quran, dengan membaca ayat, terjemahan, dan tafsirnya, serta mentadabburinya, agar di bulan Ramadhan bisa mengkhatamkan lebih dari sekali khataman, dan lebih memahami kandungan al-Quran yang dibaca.
▪︎ Latihan rutin bersedekah, agar di bulan yang dilipatgandakan pahala sedekah kita terbiasa mengeluarkan sedekah secara berkesinambungan.
▪︎ Dan amalan lainnya
Kaum muslimin rahimakumullah
Demikian khutbah pertama ini, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kita hamba-hamba yang senantiasa semangat beribadah kepada-Nya dan tidak termasuk dari mereka yang lalai dari-Nya.
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ السَمِيْعُ العَلِيْم
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ للهِ عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيقِهِ وَامْتِنَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَلَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ تَعْظِيمًا لِشَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الدَّاعِي إِلَى رِضْوانِهِ، صَلَّى اللهُ عَليْهِ وَعَلى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَأَعْوَانِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا كَثِيرًا
یَـٰۤأَیُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمُ ٱلَّذِی خَلَقَكُم مِّن نَّفۡسࣲ وَٰحِدَةࣲ وَخَلَقَ مِنۡهَا زَوۡجَهَا وَبَثَّ مِنۡهُمَا رِجَالࣰا كَثِیرࣰا وَنِسَاۤءࣰۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ٱلَّذِی تَسَاۤءَلُونَ بِهِۦ وَٱلۡأَرۡحَامَۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَیۡكُمۡ رَقِیبࣰا
:أَمَّا بَعْدُ
Kaum muslimin rahimakumullah
Mari memperbanyak shalawat kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ
رَبَّنَا تَقَبَّلۡ مِنَّاۤۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِیعُ ٱلۡعَلِیمُ
رَبَّنَا تُبۡ عَلَیۡنَاۤۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِیمُ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
سُبۡحَـٰنَ رَبِّكَ رَبِّ ٱلۡعِزَّةِ عَمَّا یَصِفُونَ وَسَلَـٰمٌ عَلَى ٱلۡمُرۡسَلِینَ وَٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِینَ
Penulis: Tim Ilmiyah Yayasan Amal Jariyah Indonesia