Tadabbur Quran An Naba 10-12
Surah An Naba adalah surah yang ke-78, terdiri dari 40 ayat, terdapat pada juz ke-30 atau Juz ‘Amma dan termasuk kedalam golongan Surah Makkiyyah karena turun di kota Mekkah.
Surah An Naba berarti Berita Besar serta mempunyai nama lain yaitu: ‘Amma Yatasaa alun.
Ayat 10:
وَجَعَلْنَا الَّيْلَ لِبَاسًا
dan Kami menjadikan malam sebagai pakaian,
Ayat 11:
وَجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًا
dan Kami menjadikan siang untuk mencari penghidupan,
Ayat 12:
وَبَنَيْنَا فَوْقَكُمْ سَبْعًا شِدَادًا
dan Kami membangun di atas kamu tujuh (langit) yang kokoh,
Adapun tadabbur dari Surah An-Naba ayat 10-12 sebagai berikut:
- Allah mempermisalkan malam seperti pakaian yang menutupi tubuh seseorang, baik secara keseluruhan maupun untuk bagian-bagian tertentu yang sifatnya privasi.
- Allah menunjukkan kesempurnaan dan keadilanNya dalam menciptakan sesuatu, dimana Allah menciptakan segala sesuatu itu dengan berpasang-pasangan dan dengan keseimbangan, Sebagaimana firman Allah dalam Q.S Al Mulk ayat 3. Malam membutuhkan siang, gelap membutuhkan terang, dst, yang menjadikan ciptaan tersebut menjadi seimbang.
- Setelah Allah menghadirkan malam, Allah menghadirkan siang sebagai pasangannya agar manusia dapat menjalankan aktivitasnya secara seimbang, Beristirahat di malam hari kemudian bersungguh-sungguh mencari penghidupan di siang hari.
- Jika makhluk diciptakan oleh Allah dengan membutuhkan pasangan agar menjadi seimbang dan sempurna, maka Allah justru tidak demikian. Allah adalah zat yang Maha Esa dan Maha Tunggal yang tidak membutuhkan sesuatu apapun. Dan justru keEsaan inilah yang menjadi letak kesempurnaan Allah yang membedakannya dari makhluk.
- Allah menciptakan malam untuk kita lebih banyak berbenah diri dengan ruh pribadi kita, sedang Allah menciptakan siang untuk kita lebih banyak berbuat dan sibuk untuk umat. Waktu malam lebih diprioritaskan untuk aktivitas pribadi yang bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat. Adapun waktu siang lebih diprioritaskan untuk aktivitas yang berkaitan langsung dengan ummat dan masyarakat luas yang juga bermanfaat untuk dunia dan akhirat.
- Semua keadaan adalah baik, gelap ataupun terang, malam ataupun siang, sempit ataupun lapang, selama kita menyandarkannya kepada Allah. Sebagaimana hadits nabi bahwa “Sungguh Ajaib keadaan orang-orang beriman, bagaimanapun keadaaannya”. Dalam keadaan malam pekat atau siang yang terang, selama hal tersebut mengantarkannya menjadi lebih dekat kepada Allah maka hal tersebut adalah kondisi yang terbaik.
- Gelapnya lautan tidak menjadi masalah untuk Nabi Yunus karena justru keadaan tersebut mendekatkannya kepada Allah. Banyaknya harta dan megahnya kehidupan Nabi Sulaiman juga merupakan anugerah yang berlipat karena kekayaan dan kemegahan tersebut justru menjadikan Nabi Sulaiman sebagai orang-orang yang bersyukur dan mendekatkan diri kepada Allah.
- Ditinjau dari ilmu fisika, kekuasaan Allah ditunjukkan dengan penciptaan bumi serta pergantian siang dan malam, juga dengan hadirnya cahaya yang menyinari. Adanya rotasi menyebabkan cahaya yang dipancarkan matahari berbeda-beda. Pada waktu tertentu mampu menyinari seluruh bumi dan pada waktu yg lain, Allah menjadikan sebagian bumi tidak terkena cahaya matahari sehingga diliputi kegelapan (malam).
- Satu sumber cahaya (matahari) mampu dirasakan dengan beragam kondisi dan keadaan. Ada yang pada tempat tertentu merasakan cahaya yang terik dan panas (siang hari), ada pula pada tempat tertentu merasakan cahaya yang menyegarkan (pagi hari), dan pada keadaan tertentu menjadi lemah sinarnya (sore hari), padahal berasal dari satu sumber cahaya yang sama.
- Ayat yang menunjukkan kasih sayang Allah kepada makhluknya (ummat manusia), karena hari dan waktu dibagi atas bekerja dan beristirahat. Hal ini karena Allah mengetahui bahwa manusia adalah makhluk yg lemah sehingga dipersiapkan waktu untuk jeda dalam aktivitasnya (malam hari).
- Allah sebagai zat yang Maha Pencipta segala sesuatu, termasuk manusia, adalah yang paling mengetahui kebutuhan hambaNya. Bahkan Allah lebih mengetahui apa yang menjadi kebutuhan hambaNya lebih dari apa yg diketahui oleh hamba (manusia) itu sendiri. Hal tersebut Allah tunjukkan dengan menciptakan siang dan malam, untuk memberikan kesempatan kepada manusia beristirahat pada malam hari dan berbuat pada siang hari. Allah Maha tahu bahwa hal tersebut merupakan kebutuhan dari manusia.
- Banyak manusia yang membalik ketentuan Allah, aktif dimalam hari dan beristirahat di siang hari. Dan mereka yang membalik ketentuan Allah mayoritas adalah mereka yang melanggar syariat Allah (tidak semua tentu saja). Misalnya para pelaku kriminal banyak yang beraktivitas di malam hari. Contoh lain adalah tempat hiburan yang diliputi syahwat, hampir semuanya beraktivitas ketika malam telah tiba.
- Allah jadikan siang sebagai waktu untuk mencari nafkah dan malam sebagai waktu beristirahat. Allah telah mengatur porsi untuk segala sesuatunya, termasuk hanya menetapkan waktu siang sebagai waktu mencari nafkah, karena Allah tahu bahwa hal itu sudah cukup. Rezeki kita tidak ditentukan berdasarkan berapa lama kita bekerja atau mencari nafkah, karena rezeki kita pada dasarnya akan mengejar kita sebagaimana kematian mengejar kita dan hanya mendatangi kita sesuai porsi yang telah ditetapkan Allah.
- Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menjadikan gelap dan terang, namun demikian orang-orang kafir masih mempesekutukan Tuhan mereka dengan sesuatu yang lemah yang bahkan tidak mampu berbuat untuk dirinya sendiri. Mereka menjadikan makhluk lain tersebut sebagai tandingan Allah padahal ciptaan dan kehebatan Allah tidak sedikitpun mampu diciptakan oleh makhluk.
- Allah tidak membutuhkan bantuan dan sekutu dalam menciptakan bumi dan langit. Segala sesuatunya diciptakan dan diatur hanya oleh Allah yang Maha Esa.
- Salah satu metode dalam Pendidikan adalah mengajak serta para siswa untuk memikirkan tentang sesuatu yang akan kita pelajari sebagai pemantik agar mereka tertarik dan merasa perlu untuk memepelajari dan mencari tahu.
- Allah menciptakan siang dan malam sesuai dengan kadar dan kesanggupan manusia. Ketika Allah telah menetapkan bahwa siang adalah waktu untuk mencari penghidupan dan malam untuk beristirahat, maka janganlah kita menukarnya tanpa ada uzur yang syar’i atau keperluan yang jelas dan mendesak, karena segala hal yang tidak sesuai dengan aturan dan ketetapan Allah akan memberikan dampak yang buruk dan bisa dirasakan dalam kehidupan. Contohnya ketika malam dijadikan sebagai pencarian kehidupan maka tubuh akan menjadi tidak sehat begitupun sebaliknya.
- Pengaturan dan pergiliran Allah terhadap siang dan malam beserta fungsi dan perannya masing-masing adalah settingan terbaik untuk mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan. Maka tidak perlu untuk menukarnya.
- Cukuplah dengan adanya malam dan siang, menjadikan kita sebagai orang-orang yang bersyukur, karena hal itu adalah nikmat yang besar dari Allah untuk makhluknya. Betapa sulitnya keadaan jika hari adalah siang untuk waktu yang terus menerus, demikian pula sebaliknya.
- Manusia dalam kehidupannya di dunia diarahkan Allah untuk memiliki pola hidup yang teratur dan sehat. Siang digunakan untuk mencari ma’isyah , dan malam digunakan untuk beristirahat dan bermunajat. Inilah rahasia mengapa ketika malam, Allah matikan cahaya, sehingga suhu bumi turun, sehingga malam menjadi pakaian manusia untuk beristirahat dengan penuh ketenangan, mengumpulkan kembali energi yang telah keluar di siang harinya.
- Hasil penelitian juga telah membuktikan perkataan Rosulullah tentang perintah untuk mematikan lampu di malam hari, karena tubuh baru bisa memproduksi hormon melatonin ketika tidak ada cahaya. Hormon ini adalah salah satu hormon kekebalan tubuh yang mampu memerangi dan mencegah berbagai penyakit. Jika manusia menjaga pola hidup seperti ini, maka akan lahir kesehatan dan kekuatan yang panjang, dan ini di antara hikmah syariat Islam.
- Kata ‘subāta’ jg berkaitan dengan kata ‘hari Sabtu’, yakni hari tenang bagi Yahudi sebagaimana dahulu pernah disyariatkan.
- Semua keadaan yang Allah ciptakan (gelap-terang, siang-malam, sempit-lapang, lajang-menikah) pasti memiliki hikmah dan merupakan wasilah untuk kita menjadi lebih dekat kepadaNya. Hanya saja kadang kita terluput untuk menyadari apa hikmah yang kita dapatkan dari setiap kondisi yang kita alami.
- Jika kita membawanya pada konteks pekerjaan, maka setiap pekerjaan yang kita lakukan harus menjadi wasilah agar kita menjadi pribadi yang semakin dekat kepada Allah. Karena segala aktivitas yang kita lakukan dan tidak kita sandarkan kepada Allah hanya akan menjadi kelelahan dan keletihan.
- Langit adalah bukti Maha Kuasa Allah yang tidak kalah menakjubkan. Karena langit berdiri kokoh, kuat, dan hebat, tanpa tiang penyangga sama sekali.
- Terkadang kita merasa takjub dengan temuan-temuan terbaru hari ini dan terluput untuk menyandarkan rasa takjub kita kepada Allah, padahal apa yang orang-orang temukan atau lakukan hari ini belum mampu dan tidak akan pernah mampu menyamai apa yang Allah telah ciptakan dan tunjukkan.
- Termasuk rasa takjub kepada pencapaian kita secara personal maupun secara institusional, tidak boleh kita lepaskan dari Allah. Dan perlu untuk kita kembalikan segala sesuatunya (termasuk pencapaian dan keberhasilan) kepada Allah yang Maha mengatur.
- Langit yang berada di atas kita sebanyak tujuh lapis, jarak antara langit satu dengan langit lainnya membutuhkan perjalanan yang sangat jauh. Ini menunjukkan bagaimana luasnya ke Mahakuasaan Allah subhanallahu wata’ala. Allah Subhanallahu wata’ala menegakkannya tanpa pasak dari bumi dan memiliki luas yang lebih besar daripada bumi yang kita tempati.
- Pengetahuan kita terhadap langit amat terbatas pada apa yang kita lihat dan sebatas apa yang diajarkan oleh Allah. Sejatinya, langit adalah ciptaan Allah yang memiliki banyak rahasia yang belum kita ketahui. Salah satunya adalah penghujung langit yang kita belum ketahui berada dimana.
- Maha Besar Allah dengan semua tanda-tanda kekuasaanNya. Allah menyebutkan tujuh lapis langit. Kita hanya tahu bahwa jarak antara satu langit dengan langit yg lain itu membutuhkan perjalanan yang sangat jauh, namun siapakah yg tahu sampai dimana batasan tujuh lapis itu? Tidak ada yang mengetahui kecuali Allah dan atas izin Allah. Dengan demikian, kita akan semakin sadar dengan kecilnya kita di hadapan Allah. Bagaimanapun kecerdasan kita, ternyata tidak akan pernah sampai pada ilmu dan pengetahuan Allah.
Wallahu ta’ala a’lam