Khutbah Jumat
Kondisi Negeri dan Solusinya
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ وَفَّقَنَا لِلْأَعْمَالِ الْجَارِيَة, وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ والبَرَكَاتُ عَلَى خَيْرِ البَرِيَّة، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالذُّرِّيَّة
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَ رْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ
Kaum muslimin jama’ah Jumat rahimakumullah
Marilah kita terus meningkatkan ketaqwaan kepada Allah ‘Azza wa Jalla dengan menambah kualitas ketaatan seraya memperbanyaknya dan menjauhi segala bentuk kemaksiatan, serta melimpahkan shalawat dan salam kepada Rasulullah ﷺ
Kita hidup di negeri yang besar, luas, dan kaya akan sumber daya. Allah karuniakan laut yang luas, tanah yang subur, hasil bumi yang melimpah, serta mayoritas penduduknya adalah kaum muslimin. Nikmat ini seharusnya menjadikan kita lebih banyak bersyukur kepada Allah Ta’ala.
Namun, di balik nikmat, ada juga ujian. Kita saksikan bagaimana negeri kita dilanda berbagai permasalahan: krisis moral, korupsi merajalela, perpecahan antar anak bangsa, fitnah di media sosial, lemahnya rasa amanah, hingga bencana alam silih berganti. Allah Ta‘ala mengingatkan:
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
“Segala musibah yang menimpa kalian adalah akibat dari perbuatan tangan kalian sendiri, dan Allah banyak memaafkan.” (Qs. Asy Syuro: 30)
Bila kita menengok ke belakang, para pendahulu bangsa ini berhasil merebut kemerdekaan dengan pengorbanan harta, darah, dan jiwa. Mereka tidak hanya berjuang demi tanah air, tetapi juga demi tegaknya kalimat Allah. Mereka ingin negeri ini berdiri di atas agama, akhlak, dan persatuan.
Sayangnya, generasi setelahnya sering kali melupakan nilai-nilai itu. Kita lebih bangga dengan budaya asing, kita mudah dipecah belah oleh perbedaan, dan banyak yang lebih mencintai dunia daripada agama. Rasulullah ﷺ sudah memperingatkan:
إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ، وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ، وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ، وَتَرَكْتُمُ الْجِهَادَ، سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ ذُلًّا، لاَ يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُم
“Apabila kalian sibuk dengan perdagangan yang haram, sibuk dengan dunia, meninggalkan jihad (dalam makna luas: perjuangan membela agama), maka Allah akan menimpakan kehinaan, dan tidak akan dicabut hingga kalian kembali kepada agama kalian.” (HR. Abu Dawud)
Kaum muslimin jama’ah jumat rahimakumullah
Solusi utama bagi negeri ini bukan hanya pembangunan fisik, bukan hanya ekonomi, bukan hanya politik, tetapi kembali kepada agama Allah. Tanpa agama, pembangunan hanya akan melahirkan kesombongan, sementara masyarakat tetap rapuh. Jika ingin negeri ini makmur, perkuat shalat, zakat, dan amal shalih. Jika ingin negeri ini aman, jaga ukhuwah, jangan saling memfitnah. Jika ingin negeri ini diberkahi, jauhi korupsi, riba, dan kemaksiatan. Allah Ta‘ala berfirman:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Seandainya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan limpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (Qs. Al A’raf: 96)
Kaum muslimin jama’ah jumat rahimakumullah
Mari kita mulai perbaikan itu dari diri kita sendiri: shalat yang khusyuk, memperbanyak membaca dan mengamalkan Al-Qur’an, menjaga keluarga dengan iman dan takwa, serta ikut menjaga persatuan umat dan bangsa. Allah Ta‘ala telah mengingatkan dalam Al-Qur’an:
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Jika kalian bersyukur, pasti Aku akan menambah (nikmat) kepada kalian, tetapi jika kalian kufur, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (Qs. Ibrahim: 7)
Syukur bukan sekadar ucapan, tapi menjaga amanah, meninggalkan khianat, dan menegakkan keadilan. Rasulullah ﷺ bersabda:
إِذَا ضُيِّعَتِ الْأَمَانَةُ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ
“Jika amanah disia-siakan, maka tunggulah kehancuran (kiamat).” (HR. Al Bukhari)
Kondisi negeri kita juga banyak diwarnai perpecahan. Padahal Allah Ta’ala berfirman:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا
“Berpegang teguhlah kalian semua pada tali agama Allah, dan janganlah bercerai-berai.” (Qs. Ali Imran: 103)
Rasulullah ﷺ juga bersabda:
الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ، يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
“Seorang mukmin bagi mukmin lainnya bagaikan bangunan, saling menguatkan satu sama lain.” (Muttafaqun ‘Alaihi)
Kaum muslimin jama’ah jumat rahimakumullah
Salah satu penyakit besar bangsa ini adalah korupsi dan kezaliman. Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّمَا أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ أَنَّهُمْ كَانُوا إِذَا سَرَقَ فِيهِمْ الشَّرِيفُ تَرَكُوهُ، وَإِذَا سَرَقَ فِيهِمْ الضَّعِيفُ أَقَامُوا عَلَيْهِ الْحَدَّ
“Sesungguhnya yang membinasakan umat sebelum kalian adalah, jika orang terpandang mencuri mereka biarkan, tetapi jika orang lemah mencuri mereka tegakkan hukum atasnya.” (Muttafaqun ‘Alaihi)
Hadis ini menunjukkan bahwa salah satu sebab utama kehancuran umat terdahulu adalah praktik ketidakadilan dalam hukum. Ketika yang berbuat salah adalah orang terpandang, kaya, atau memiliki jabatan, mereka dibiarkan begitu saja. Namun, ketika orang kecil, lemah, atau tidak punya kedudukan yang melakukan kesalahan, hukum ditegakkan dengan keras atasnya. Sikap pilih kasih dan standar ganda seperti ini merupakan bentuk kezaliman yang nyata.
Korupsi dan kezaliman di negeri kita hari ini pun memiliki pola yang sama. Banyak kasus besar dibiarkan, bahkan pelakunya tetap dihormati, sementara rakyat kecil yang melakukan kesalahan ringan segera diproses dan dihukum berat. Inilah penyakit yang merusak sendi-sendi keadilan dan menimbulkan ketidakpercayaan rakyat kepada hukum dan para pemimpin. Padahal, dalam Islam, keadilan adalah prinsip utama yang tidak boleh dipisahkan dari iman dan takwa.
Rasulullah ﷺ datang membawa syariat yang adil, bahkan beliau menegaskan bahwa seandainya putrinya, Fathimah, mencuri, niscaya beliau sendiri yang akan menegakkan hukum atasnya. Hal ini menunjukkan bahwa hukum Allah tidak mengenal pilih kasih. Karena itu, jika sebuah negeri ingin selamat, maju, dan diberkahi Allah, maka keadilan harus ditegakkan tanpa pandang bulu. Korupsi, kecurangan, dan kezaliman harus diberantas, baik dilakukan oleh orang biasa maupun oleh orang yang berkuasa.
Kaum muslimin jama’ah jumat
Allah juga menjanjikan keamanan dan keberkahan bagi negeri yang penduduknya beriman dan bertakwa:
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا
“Allah telah berjanji kepada orang-orang beriman dan beramal shalih, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana orang-orang sebelum mereka, mengokohkan agama yang diridhai-Nya, dan menukar rasa takut mereka menjadi aman sentosa. Mereka beribadah hanya kepada-Ku dan tidak menyekutukan sesuatu pun dengan-Ku.” (Qs. An Nur: 55)
Sebaliknya, jika sebuah negeri penuh maksiat, maka Allah cabut keberkahan darinya. Karena itu, mari kita mulai dari hal-hal konkret: menegakkan shalat tepat waktu, menjauhi riba, korupsi, dan kecurangan, menjaga lisan dari hoaks dan fitnah, memperkuat ukhuwah Islamiyah, serta mendoakan pemimpin agar terus diberi hidayah dan taufik. Inilah jalan untuk menjadikan negeri kita sebagai negeri yang aman, makmur, dan diberkahi Allah.
Kaum muslimin jama’ah jumat rahimakumullah
Demikian khutbah pertama ini, masih banyak hal tentang nikmat dan ujian negeri, jangan lupa doakan kebaikan untuk saudara-saudara kita di Palestina, dan kebaikan untuk pemimpin kita, semoga Allah Ta’ala mengampuni dan merahmati setiap kita, dan mewafatkan kita semua dalam keadaan husnul khatimah, aamiin.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ للهِ عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيقِهِ وَامْتِنَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَلَّا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ تَعْظِيمًا لِشَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الدَّاعِي إِلَى رِضْوانِهِ
یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسࣱ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدࣲۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِیرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَـٰۤكَتَهُۥ یُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِیِّ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَیۡهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسۡلِیمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ، يَا قَاضِيَ الحَاجَات
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِينَا وَأَهْلِنَا، وَلِكُلِّ مَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى، والتُّقَى، والعَفَافَ، والغِنَى
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
سُبۡحَـٰنَ رَبِّكَ رَبِّ ٱلۡعِزَّةِ عَمَّا یَصِفُونَ وَسَلَـٰمٌ عَلَى ٱلۡمُرۡسَلِینَ وَٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِینَ
Penulis: Tim Ilmiyah Yayasan Amal Jariyah Indonesia

