Pendidikan anak usia dini adalah pendidikan yang perlu ada usaha keras & yang serius, karena kesuksesan anak-anak kita ada pada usia dini. Kekeliruan kita pada pendidikan anak usia dini akan berdampak sangat besar terhadap kebaikan, pertumbuhan dan perkembangan anak-anak kita di usia selanjutnya. Anak usia dini merupakan pendidikan yang setiap orang tua mesti memberikan yang terbaik karena pendidikan anak usia dini akan melekat sepanjang kehidupan anak kita karena dia akan masuk pada otak kecil dari anak itu.
Semua perlakuan, pembinaan yang diberikan di usia dini mereka ini akan terekam dengan baik di memori otak kecil mereka yang ini berpengaruh pada karakter anak di masa yang akan datang.
Bapak Ibu sekalian, ada anak-anak yang karakter keras, kenapa kemudian keras karena mungkin pada waktu kecilnya berhadapan dengan karakter yang keras. Jadi anak-anak itu lahir sudah terbentuk !? tidak.
Dalam firman Allah ta’ala QS. An Nahl : 78
وَٱللَّهُ أَخۡرَجَكُم مِّنۢ بُطُونِ أُمَّهَٰتِكُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ شَيۡـٔٗا وَجَعَلَ لَكُمُ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡأَبۡصَٰرَ وَٱلۡأَفۡـِٔدَةَ لَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ
” Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur .”
– Kita semua lahir dalam keadaan yang sama baik orang hebat maupun orang yang kaya orang yang cerdas semua lahir dari titik yang sama, nol.
– Tiga potensi ini yang dibekali oleh Allah kepada kita semua (pendengaran, penglihatan & akal) tapi asalnya semua itu lahir dalam keadaan kosong maka karakter itu bisa dibentuk oleh lingkungan. Kematangan, kecerdasan, dan bakat itu bisa dibentuk dari lingkungan. Kalau ada yang mengatakan faktor gen, itu bisa dikatakan 1% itupun ketika penelitian ini dilanjutkan apakah berpengaruh atau tidak maka hasilnya bisa jadi tidak berpengaruh, justru yang disebut orang karena gen nya itu karena bersamanya anak itu dengan orang tua dalam waktu yang lama sehingga berpengaruh, bukan karena gen nya, karena dia hidup bersama dengan orang tuanya. Contohnya mengikuti pola makan orang tuanya yang kemudian memunculkan penyakit gula misalnya, sehingga anaknya mengalami penyakit yang sama. Termasuk juga pendidikan, yang katanya orang tuanya cerdas anaknya pun ikut cerdas, tapi betapa banyak yang orang tuanya Professor namun justru anaknya tidak cerdas. Dan sebaliknya betapa banyak tukang becak atau bahkan orang yang kelihatan nya tidak berpendidikan tinggi justru anaknya meraih prestasi yang gemilang.
– Jadi kalau melihat ayat tadi kita keluar dari perut ibu kita dalam keadaan nol yang tidak tahu apa-apa. Dan dijadikanlah pendengaran, penglihatan dan hati kita agar kita bersyukur yakni agar kita gunakan ketiga potensi ini bersyukur kepada Allah.
– Bersyukur kepada Allah itu adalah (isti’maalu ni’amillaha ta’ala fii thoo’atihi) menggunakan nikmat yang diberikan oleh Allah dalam ketaatan kepada-Nya. Itulah yang disebut syukur nikmat.
– Ketika kita bersyukur maka pasti potensi itu akan dikembangkan. Dalam QS. Ibrahim ayat 7
لَئِن شَكَرۡتُمۡ لَأَزِيدَنَّكُمۡۖ
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu.”
Makanya kenapa ada orang yang cerdas, karena dia memanfaatkan potensi yang diberikan Allah ta’ala kepadanya di dalam ketaatan, akalnya dipakai untuk melafalkan ayat-ayat Allah. Ingatannya dipakai untuk mengingat tanda-tanda kekuasaan Allah ta’ala, membaca ayat-ayat Allah, telinganya digunakan untuk mendengarkan ayat-ayat Allah, disirami dengan ilmu-ilmu yang diridhoi oleh Allah dan pendengarannya tidak dipakai untuk berbuat dosa.
Maka Allah akan memberikan tambahan nikmat, kekuatan melihat, kekuatan berpikir, kekuatan mendengar dan inilah yang nanti akan menjadikan anak itu tumbuh dengan luar biasa.
– Contohnya profil dari Imam Syafi’i yang begitu keluarbiasaannya menjadi manusia yang sangat hebat bahkan tidak pernah muncul manusia seperti beliau di dunia pendidikan Barat. Imam Syafi’i hampir seluruh cabang ilmu dikuasai beserta kekuatan hafalannya. Semua ulama muslim itu mencengangkan, begitu hebatnya generasi yang lahir pada pendidikan Islam ini yang belum pernah lahir dari sejarah pendidikan barat.
– Makanya kenapa kita selalu dicekoki dengan kurikulum-kurikulum di sekolah kita karena Barat itu tidak mau Islam berkembang, tidak mau ummat Islam itu melahirkan generasi yang hebat seperti ilmuwan muslim yang pernah ada sebelumnya, sehingga kita diberikan kurikulum-kurikulum yang tidak islami.
– Semakin tua semakin cerdas, berbeda dengan pendidikan barat yang semakin tua semakin tumpul. Tidak ada ulama muslim yang terkenal pikun karena mereka mensyukuri nikmat akal yang diberikan oleh Allah kepadanya sehingga Allah menambah nikmat itu semakin tua semakin cerdas.
Rasullullah shollallahu ‘alaihi wasallam mengukir prestasi tertinggi justru ketika menjelang akhir hayat beliau dengan puncak kejayaan Islam pada Fathul Makkah.
Namun lihatlah semua jenis pendidikan kita yang semakin turun ketika telah pensiun, tidak ada lagi arahan.
– Maka pendidikan anak usia dini ini disebut sebagai Golden Age (usia emas), siapa yang bagus investasi kepada anaknya di usia dini maka dia akan beruntung selama-lamanya. Tapi siapa yang keliru dalam investasi pendidikan/pembinaan anak-anak di usia dini maka dia akan rugi selama-lamanya.
– Anak-anak hidup bersama orang tuanya maka dia akan mengikuti kebiasaan orang tuanya, yang perlu dihindari adalah kebiasaan buruk yang akan menular kepada anak-anak kita.
Contohnya ketika menyuruh anaknya untuk tidur orang tua menakut-nakuti anaknya pada sesuatu yang sangat tidak pantas untuk ditakuti (hantu, dll) ini adalah pendidikan yang keliru dan salah besar. Juga nyanyian-nyanyian yang tidak pantas diperdengarkan sebelum anak tidur.
Sebelum tidur anak-anak sebaiknya dibacakan Al-Qur’an atau kisah-kisah sejarah islam (jangan kisah-kisah yang tidak jelas/dongeng).
Kata para ulama kita apa yang disebutkan & diceritakan pada anak itulah yang akan melekat pada anak yang akan menjadi karakternya kelak.
– Informasi awal itu sangat berpengaruh, selanjutnya sulit dirubah . Maka jangan ceritakan hal-hal yang tidak benar pada anak yang akan mempengaruhi karakter anak kita.
Pengasuh yang paling parah adalah TV, apa yang dilihat anak pada TV itu maka itulah yang akan terbentuk padanya.
Contohnya tampilan Sinchan, Upin Ipin, Ultraman, Iron man dll.
Informasi apapun yang didengar anak-anak di usia dini ini akan membentuknya, seperti lingkungan apa yang sering ditemui anak itulah yang akan membentuknya.
– Kita harus mampu memberikan pengawasan yang ketat kepada anak-anak kita, tidak cukup menjadi orang yang sering menyuruh anak berbuat baik dan tidak cukup juga anak disekolahkan di sekolah islami tapi harus ada juga pengawasan dari Ibu Bapak sekalian. Pengawasan orang tua itu sangat penting apalagi ketika anak-anak bermain.
Yang paling aman adalah tidak perlu membuat anak-anak menonton TV, video, atau iklan-iklan yang tidak pantas dimunculkan & diikuti .
Dan jangan biarkan juga anak-anak bermain di luar rumah terlalu lama karena kita tidak tahu apa yang terjadi di sana.
– Lingkungan inilah yang akan membentuk anak dan yang perlu diperhatikan adalah orang tuanya. Bagaimana kita mencontohkan kepada anak karena orang tua adalah Al Qudwah, contoh teladan.
Misalnya bagaimana merespon panggilan Allah, menyuruh anak kita sholat & ke masjid namun kita sendiri yang belum berwhudu dan sholat.
– Untuk generasi anak usia dini yang dibutuhkan adalah teladan lalu kemudian disampaikan kepadanya. Karena mendidik generasi hebat itu tidak sembarangan.
Sesungguhnya Ibu adalah madrasatul ula, sekolah pertama bagi anaknya. Yang paling bertanggung jawab pendidikan anak itu adalah dirumah dan tentu sekolah adalah salah satu pilihan, dan harus ada kerjasama yang baik antara orang tua.
Insya Allah kalau kita serius dalam mendidik anak bukan hanya anak kita yang baik tapi suami atau istri juga kita akan ikut baik karena kita akan berubah demi untuk kebaikan anak kita.
Contohnya ketika kita ingin anak kita berwudhu sebelum tidur maka kita lah yang pertama harus berwudhu agar anak segera mengikuti Sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam tersebut.
– Adab-adab di rumah itu sangat perlu termasuk kata-kata, jangan sampai kita mengeluarkan kata yang buruk kepada orang sekitar kita sedangkan anak kita berada di situ.
– Tidak bisa kita memaksakan kepada anak kita untuk berubah baik sedangkan kita mencontohkan hal yang berbeda.
Contohnya ketika di sekolah anak-anak sudah diajarkan makan dengan tangan kanan lalu duduk baca Bismillah namun di rumah justru orang tuanya yang makan dengan tangan kiri, dsb.
– Memberikan contoh panggilan anak-anak yang baik, diberikan nama panggilan yang terbaik (maknanya) & tersayang, tidak memotong-motong nama anaknya.
– Selain keteladanan, yang terpenting juga adalah ajaran tentang ketauhidan, kekuasaan dan kemahatahuan Allah subhanahuwata’ala.
Pendidikan yang paling bagus adalah pendidikan yang mengajarkan kepada anak kita ” Laa tusyrik billaah ! Innasysyirka ladzulmun ‘adzhim ”
– Jangan mengajarkan anak-anak kita takut dengan hantu, pocong, dan semacamnya, tapi ajarkan kepada mereka untuk takut kepada Allah sehingga mereka selalu teringat bahwa Allah mengawasi mereka, Allah mengetahui apa yang mereka kerjakan. Maka pendidikan iman itu adalah menjadi pokok pada usia dini.
– Hal yang terpenting adalah pendidikan yang bagaimana anak itu mengenal agamanya, mengenal akhlak yang mulia, karena akhlak itu Ibu Bapak sekalian tidak bisa dibeli atau di training sejam dua jam saja, semua butuh proses dan pendampingan.
– Tinggalkan anak-anak kita dari tontonan-tontonan yang mengganggu.
– Selain peran Ibu, Bapak juga memegang peran yang luar biasa. Sesibuk apapun kerja di luar, luangkan waktu di rumah untuk memberikan nasehat kepada anak-anak. Karena masing-masing Ibu & Bapak mempunyai pengaruh nasehat yang berbeda pada anaknya.
Kesimpulan dari beberapa point terpenting :
1. KETELADANAN orang tua pada anaknya
2. Orang tua harus menjadi orang yang mendidikkan kepada mereka pendidikan iman dan akhlak, jangan disibukkan pada baca tulis dulu, fokus pada pendidikan iman, adab dan akhlak.
3. Peran seorang Bapak sangat dibutuhkan untuk memberikan nasehat dan Qudwah kepada anaknya.
4. Hindarkan anak-anak dari makanan dan minuman yang tidak sehat serta merusak anak kita.
Sekian, jazaakumullah khoiran.