Kurang Berbakti Kepada Orang Tua Setelah Menikah
(Aneka Kesalahan Suami)
Ada orang yang setelah menikah menjadi orang asing bagi kedua orang tuanya; tidak memperdulikan orang tuanya, sehingga ia mengurangi hak dan tidak menghargai orang tua sebagaimana mestinya.
Bahkan sering kali lebih cenderung mematuhi istri daripada mematuhi kedua orang tuanya. Bisa jadi pula ia merendahkan orang tuanya demi menyenangkan hati istrinya. Mugkin juga, bahkan sampai mengusir orang tua dari rumah atau membiarkan kedua orang tuanya di rumah padahal mereka sangat butuh diurus oleh anaknya.
Hal ini merupakan perbuatan kedurhakaan terhadap anak kepada orang tua. Lagi pula orang yang tidak mempunyai kebaikan kepada kedua orang tuanya, mungkin juga tidak mempunyai kebaikan kepada istrinya, anaknya, atau siapa pun.
Karena itulah putra yang shalih sepantasnya bersungguh-sungguh berbakti kepada orang tuanya dalam segala kondisi. Beberapa hal yang membantunya untuk terus-menerus berbakti setelah menikah adalah:
a. Berdo’a. Berlindung kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan memantapkan hubungan dengan-Nya serta memohon pertolongan untuk selalu berbakti kepada orang tua.
b. Waspada terhadap segala perilaku yang membuat orang tua merasa anaknya telah berubah. Sebab, segala perilaku anak berubah setelah menikah, demikian pula perilaku orang tua. Si putra ada kalanya tersibukkan dari orang tuanya, sementara orang tuanya terkadang menjadi ragu dan berprasangka yang bukan-bukan bahwa putra mereka telah berpaling dari mereka dan cenderung kepada orang lain. Ia juga harus tahan terhadap celaan ibunya. Sebab, setiap kali seorang ibu semakin dekat dengan putranya dan semakin mencintainya, pastilah sensitivitas dan celaannya semakin banyak pula.
c. Menambah bakti kepada orang tua. Baik berupa materi maupun non materi.
d. Mempunyai kediaman tersendiri. Hal ini apabila tidak mengakibatkan kedua orang tua ditinggalkan berdua saja, sementara mereka berdua terlalu tua untuk hidup sendiri.
e. Sebisa mungkin menjauhkan kedua orang tua dari permasalahan rumah tangga. Hal ini dilakukan oleh suami dengan cara bersungguh-sungguh mencari solusi atas permasalahan-permasalahan rumah tangganya bersama istrinya dengan kasih sayang tanpa diketahui kedua orang tua masing-masing, karena hal itu dapat mengganggu atau membuat khawatir orang tua. Tetapi jika hal itu terpaksa dilakukan oleh si putra kepada orang tuanya untuk melakukan konsultasi yang memang layak maka tidak mengapa.
f. Bersungguh-sungguh mencocokkan antara kedua orang tua dan istrinya.
Wallahu ta’ala a’lam